RODA DAN BAN
SEJARAH SINGKAT RODA dan BAN
Selanjutnya, pada 3000 SM, kereta dorong mulai dikenal di Asiria, kemudian berlanjut di Lembah Indus. Sedangkan masyarakat Eropa Daratan dan Tengah baru mengenal kereta dorong sekitar 1000 SM, malah Inggris baru pada tahun 500 SM.
Pada tahun 1515 orang menemukan wheel-lock, roda yang bisa diputar dan berhenti oleh sebuah benda pengganjal. Prinsip ini kemudian dikembangkan menjadi roda gerigi pemantik bom - dan korek api.
Dunia teknik sangat terbantu oleh penemuan roda. Dari mesin es krim sampai PLTA, menis jahit sampai pesawat ulang-alik, sepeda sampai mobil balap formula. Perkembangan roda sebagai penggerak kendaraan kemudian tak dapat dilepaskan dari perkebangan ban, yang ditentukan oleh peran Robert William Thomson dan John Boyd Dunlop.
Misalnya ban berkode 215/65R15 89H. Angka '215' adalah lebar telapak ban dalam satuan ukuran milimeter. '65' (Aspek Rasio), adalah rasio/perbandingan antara ketebalan profil ban dengan lebar telapak ban. Angka 65 di sini mengisyaratkan tinggi/tebal ban adalah 65% dari lebar telapak ban.
'R' (konstruksi), adalah pola jalinan benang/kawat yang memperkuat konstruksi ban. 'R' di sini berarti ban tersebut memiliki pola jalinan berpola radial. Jika 'B' berarti ban tersebut mempunyai konstruksi sabuk bias (bias belted). Untuk 'D' maka berarti konstruksinya adalah bias diagonal (diagonal bias).
Angka 15 berikutnya adalah ukuran diameter rim/pelek dalam satuan inci dan angka '89' mengisyaratkan beban maksimal (load index) yang diizinkan pada ban bersangkutan. Sesuai dengan standar industri ban maka kode tersebut memiliki kapasitas beban maksimal sebesar 580 kilogram di tiap ban. Huruf "H' terakhir merupakan indikator kecepatan maksimal.
Jadi ban berkode 215/65R15 89H adalah ban dengan lebar telapak 215mm, ketebalan ban dengan aspek rasio 65%x215(mm)=129(mm), berjenis radial untuk rim atau pelek berdiameter 15 inci, mampu dibebani seberat 580 kg dengan batas kecepatan aman maksimal 210 km.
Fungsi
1. Menahan seluruh berat kendaraan
2. Memindahkan tenaga ke permukaan jalan
3. Memindahkan gaya pengereman ke permukaan jalan
4. Menjadikan sistem kemudi dapat bekerja
5. Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata
1. Menahan seluruh berat kendaraan
2. Memindahkan tenaga ke permukaan jalan
3. Memindahkan gaya pengereman ke permukaan jalan
4. Menjadikan sistem kemudi dapat bekerja
5. Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata
Fungsi Utama Ban | ||||
1. Menahan beban Dalam hal menahan beban, yang paling berpengaruh adalah tekanan angin, karena angin dalam ban berfungsi untuk menopang berat kendaraan dan muatan. | 2. Meredam guncangan Tekanan angin dan type ban (radial/ bias) sangat berpengaruh dalam meredam guncangan awal sebelum diredam lagi oleh suspensi. Ban tipe radial mampu meredam guncangan lebih baik daripada ban tipe bias. | |||
3. Meneruskan tenaga dari mesin Ban berfungsi untuk meneruskan gaya gerak dan pengeraman ke permukaan jalan, hal ini berkaitan dengan kinerja traksi dan pengereman. Yang berpengaruh dalam hal ini adalah pattern atau kembangan dari ban. | 4. Meneruskan fungsi kemudi Ban sangat penting dalam mengontrol arah kendaraan, hal ini akan menentukan kemampuan bermanuver dan kestabilan dalam berkendara. |
Bahasa Ban | |
Ban
mempunyai ‘bahasa’ sendiri untuk berkomunikasi dengan penggunanya.
Bahasa ban yang berupa serangkaian angka dan huruf menunjukkan data-data
spesifikasi, merek dan tipe, yang universal dan sudah disepakati oleh
semua produsen ban di seluruh dunia. Berikut adalah arti dari kode tersebut: 1. Lebar ban (dalam mm) 2. Aspek rasio (%) tinggi sidewall terhadap lebar ban 3. Diameter ban / velg (dalam inch) 4. Indeks beban / Load Index 5. Simbol kecepatan / Speed Index |
Memahami Indeks Beban dan Simbol Kecepatan |
Indeks kecepatan adalah simbol huruf mulai dari J sampai dengan Z yang telah disepakati bersama seluruh produsen ban untuk menunjukkan batas kecepatan maksimum yang aman, yang juga berhubugan dengan indeks beban. Lihat tabel indeks beban dan simbol kecepatan di bawah ini. Kedua unsur dibawah ini disebut juga keterangan penggunaan ban dan saling berhubungan. Tabel di bawah ini memberikan informasi nilai indeks beban dan simbol kecepatan untuk masing-masing simbol atau nilai. |
Indeks Beban (simbol and beban maksimum dalam Kg) |
LI | Kgs | LI | Kgs | LI | Kg | LI | Kg | LI | Kg | LI | Kg |
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 | 325 335 345 355 365 375 387 400 412 425 437 450 | 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 | 462 485 487 500 515 530 545 560 582 600 615 630 | 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 | 650 670 690 710 730 750 775 800 825 850 875 900 | 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 | 650 670 690 710 730 750 775 800 825 850 875 900 | 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 | 925 950 975 1000 1030 1060 1090 1120 1150 1180 1215 1250 | 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 | 1285 1320 1360 1400 1450 1500 1550 1600 1650 1700 1750 1800 |
Simbol Kecepatan (simbol and kecepatan maksimum dalam km/jam) |
J | K | L | M | N | P | Q | R | S | T | H | V | W | Y | |
KmH |
100
|
110
|
120
|
130
|
140
|
150
|
160
|
170
|
180
|
190
|
210
|
240
|
270
|
300
|
Saat Tepat Mengganti Ban | |
Setiap ban memiliki tread wear indicator (TWI), yang berbentuk segitiga dan terdapat pada sisi samping ban (side wall). TWI ini merupakan indikator tingkat keausan ban dan bisa juga menjadi patokan untuk mengganti ban. Saat tapak ban sudah melampaui indikator tersebut, terlihat garis melintang antara tapak ban, yang berarti ban tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan. Ban yang sudah botak sangat mempengaruhi pengendalian dan jarak pengereman! |
Perhatikan juga fisik ban, untuk memperhatikan saatnya mengganti ban, antara lain melalui tanda-tanda di bawah ini |
Benjolan pada ban Sebaiknya segera ganti ban yang benjol dengan yang baru, karena berpotensi untuk terjadinya pecah ban | Banyak terdapat tambalan Berpotensi untuk bocor seketika | |||
Karet ban getas/ pecah-pecah Biasanya terdapat pada sisi samping ban |
Hubungi gerai ban terdekat jika anda manemui tanda-tanda kerusakan atau kelainan pada ban anda. |
Pola Telapak Ban | |
Saat ini merek dan kembangan ban begitu bervariasi. Apakah anda sudah memilih ban yang tepat untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan anda? Pada dasarnya, pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni Searah(Directional),Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric). Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pengemudi yang berbeda-beda. | |
Searah (Directional) | Ban searah memiliki ciri telapak searah yang menyerupai anak panah atau pola kembangannya berbentuk huruf "v". Fitur: • Menepis air dengan sempurna untuk pengendalian yang lebih baik di permukaan basah maupun kering • Performa dan pengereman yang lebih baik • Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15" keatas) dan memiliki indeks kecepatan yang tinggi Cocok untuk: Pengemudi yang menyukai performa dan kecepatan tinggi. |
Simetris (Symmetric) | Ban
simetris biasanya memiliki telapak dengan desain rib yang
berkesinambungan atau blok. Kedua sisinya, baik sisi dalam maupun luar
memiliki fitur dan kegunaan yang sama. Pada umumnya ban dengan pola
simetris memiliki alur yang menyerupai gelombang. Fitur: • Nyaman dan sangat hening • Alur utama untuk menepis air Cocok untuk: Pengemudi yang menyukai kenyamanan dan keheningan dalam berkendara. |
Asimetris/ (Asymmetric) | Ban
asimetris memiliki pola yang unik untuk membedakan kedua bagian
sisinya. Bagian luar ban biasanya memiliki desain alur yang lebih besar
untuk menepis air dan meningkatkan pengendalian pada jalan basah.
Sedangkan bagian dalam ban memiliki alur yang lebih kecil guna
memperluas bidang yang berhentuhan dengan jalan sehingga ban lebih
stabil. Fitur: • Pengendalian yang baik di jalan basah maupun kering • Pengendalian yang baik pada saat membelok pada kecepatan tinggi Cocok untuk: Pengemudi yang menyukai performa tinggi. |
Tips Merawat Ban Agar Berfungsi Maksimal dan Tahan Lebih Lama |
• Perhatikan tekanan angin pada ban sekurangnya dua minggu sekali. Sesuaikan dengan petunjuk pabrikan tekanan angin • Upayakan ban di-balancing dan spooring agar pengendalian dan performa tetap maksimal saat beraksi di jalan • Bila kotor, sebaiknya hanya gunakan sabun atau sampo mobil untuk membersihkan ban |
Tekanan Angin | |||
Tekanan angin adalah hal yang paling penting dalam perawatan ban. Artinya, ban harus diberi tekanan angin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan bisa didapatkan di berbagai area kendaraan Anda, seperti di ujung pintu pengemudi, di bagian bawah pintu atau di bagian dalam kotak penyimpanan di pintu kendaraan. Tekanan angin kurang dapat menyebabkan kerusakan bagian sidewall, menurunnya kapasitas angkut beban, dan juga mengakibatkan borosnya bahan bakar. Karenanya tekanan angin ban harus diperiksa secara berkala, paling tidak setiap dua minggu sekali atau ketika hendak melakukan perjalanan jarak jauh.
|
Keausan di tengah disebabkan oleh tekanan angin yang terlalu tinggi karena pemakaian kembangan ban bagian tengah yang berlebihan. Sebaliknya, tekanan yang terlalu rendah mengakibatkan keausan pada kedua sisi bahu ban. |
|
Angin Nitrogen (N2) | |
Mengapa menggunakan angin nitrogen? • Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen (O2) • Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang lebih besar, membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit. sehingga tidak membutuhkan pengisian yang terlalu sering • Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena sifatnya yang dingin • Mengurangi keausan ban yang tidak merata • Lebih hemat BBM • Memperbaiki manuver |
Rotasi Bikin Awet | |
Sehebat apapun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih cepat menurun. Atau paling tidak, ban di kedua poros - depan dan belakang - tidak berfungsi maksimal dan mengakibatkan keausan tidak merata dan usia pakai menjadi lebih pendek. | |
Rotasi dibutuhkan bila jarak tempuh kendaraan sudah mencapai 7.500 - 10.000 km. |
Ada 2 sistem rotasi ban yang biasa dilakukan, yaitu menggunakan empat roda dan menggunakan lima roda, termasuk ban cadangan. | |
Diagonal Horisontal Vertikal | Rotasi dengan 4 roda Dapat digunakan dengan cara diagonal, horisontal atau vertikal. Untuk rotasi diagonal,rotasi dilakukan dengan menukar ban depan kiri dengan belakang kanan dan ban depan kanan dengan belakang kiri. Untuk rotasi horisontal,roda kanan depan ditukar dengan roda kiri depan. Demikian juga dengan roda belakang, ban kanan belakang ditukar dengan kiri belakang. Untuk rotasi vertikal,roda kiri depan ditukar dengan roda kiri belakang. Demikian juga dengan roda kanan depan ditukar dengan roda kanan belakang. |
Rotasi dengan 5 roda (dengan ban serep) Sistem rotasi dengan menggunakan 5 ban relatif mirip dengan diagonal. Ban serep dipasang di kiri belakang, selanjutnya ban kiri belakang pindah ke depan kiri. Ban depan kiri dipindah menyilang ke kanan belakang dan kanan belakang pindah ke depan kanan. Dan terakhir, ban depan kananlah yang menjadi ban serep. Peringatan: Jangan gunakan rotasi dengan 5 roda jika ban serep berlainan merek atau model dengan 4 ban lainnya. |
Bagian Ban
1. Tapak (Tread)
2. Belt (rigid breaker)
3. Carcass
4. Garis dalam (Inner Liner)
5. Bead wire
1. Tapak (Tread)
2. Belt (rigid breaker)
3. Carcass
4. Garis dalam (Inner Liner)
5. Bead wire
Carcass merupakan rangka ban yang keras, berfungsi untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup flexibel untuk meredam perubahan beban dan benturan
Tread berfungsi untuk melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang dsebabkan oleh permukaan jalan
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar
Breaker terletak antara carcass dan tread yang memperkuat daya rekat keduanya, dan meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke carcass
Bead berfungsi untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh oleh karena berbagai gaya yang bekerja
Karakteristik Ban Bias dan Radial
Ban Bias
Kenyamanan cukup baik
Umur dan kemampuan lebih rendah
Ban Radial
Umur pemakaian lebih lama
Peningkatan panas kecil
Stabilitas pengendalian baik
Daya pengereman lebih baik
Rolling resistance (hambatan gesekan) kecil
Kenyamanan kurang dan pengemudian terasa lebih berat
Keuntungan Ban Tubeless
Jika ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes secara sekaligus, karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri. Sehingga pengemudi tidak kehilangan kontrol kendaraan
Transfer radiasi panas akan lebih baik, karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan pelek
Tipe Tapak Ban
Rib > Jalan rata, kecepatan tinggi> berbagai jenis mobil
Tahanan putar (rolling resistance) lebih kecil
Kendaraan mudah dikendalikan
Suara yang ditimbulkan kecil
Tenaga tariknya kurang baik
Lug >jalan tidak rata, dan lunak > truk dan industri
Tenaga tarik baik
Rolling resistance cukup tinggi
Tread lebih mudah aus tidak merata
Suara lebih besar
Rib and lug > jalan rata maupun tidak rata> sedan, truk kecil bus
Kendaraan lebih stabil
Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik
Block > jalan berlumpur dan bersalju
Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik
Mengurangi slip pada jalan berlumpur/ bersalju
Lebih cepat aus
Rolling resistance lebih besar
PELEK
Baja Press
Biaya pembuatan lebih murah
Lebih tahan lama
Lebih mudah dalam pemasangan dan pelepasannya
Kualitasnya lebih merata
Logam campuran (alloy steel)
Biasanya campuran dari alumunium atau magnesium
Memiliki bentuk/ tampilan yang lebih menarik
Tipe Penampang Rim
Divide type rim (DT) >mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dll)
Drop center rim (DC) > mobil sedan dan truk kecil
Wide drop center rim (WDC) > mobil sedan dan truk kecil
Semi drop center rim (SDC) > truk kecil
Flat base rim (FB) > truk dan bus
Interim rim (I) > truk dan bus
Biaya pembuatan lebih murah
Lebih tahan lama
Lebih mudah dalam pemasangan dan pelepasannya
Kualitasnya lebih merata
Logam campuran (alloy steel)
Biasanya campuran dari alumunium atau magnesium
Memiliki bentuk/ tampilan yang lebih menarik
Tipe Penampang Rim
Divide type rim (DT) >mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dll)
Drop center rim (DC) > mobil sedan dan truk kecil
Wide drop center rim (WDC) > mobil sedan dan truk kecil
Semi drop center rim (SDC) > truk kecil
Flat base rim (FB) > truk dan bus
Interim rim (I) > truk dan bus
Sumber : http://anistkr.blogspot.co.uk/2012/09/roda-n-ban.html
Baca Juga :
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda
*DESCRIPSI*
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu:
peserta diklat Program Keahlian Mekanik Otomotif.
Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari melepas, memasang dan
menyetel roda. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan
belajar :
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.
4 membahas tentang memasang roda.
*PERISTILAHAN / GLOSSARY*
1. PR (Play Rating) yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk
menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat
katun yang ditentukan oleh JIS.
2. Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan
udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk
meredam perubahan beban dan benturan.
3. Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap
keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan.
4. Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan
melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.
5. Breaker adalah lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang
memperkuat daya rekat keduanya.
6. Belt yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan
carcass dengan kuat.
7. Bead yaitu untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai
gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi
oleh kawat baja yang disebut kawat bead.
*DESKRIPSI*
Modul Melepas, Memasang dan Menyetel Roda ini membahas
tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat
melepas, memasang dan menyetel roda secara efektif, efisien dan
aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi :
1. PR (Play Rating) yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk
menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat
katun yang ditentukan oleh JIS.
2. Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan
udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk
meredam perubahan beban dan benturan.
3. Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap
keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan.
4. Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan
melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.
5. Breaker adalah lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang
memperkuat daya rekat keduanya.
6. Belt yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan
carcass dengan kuat.
7. Bead yaitu untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai
gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi
oleh kawat baja yang disebut kawat bead.
*DESKRIPSI*
Modul Melepas, Memasang dan Menyetel Roda ini membahas
tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat
melepas, memasang dan menyetel roda secara efektif, efisien dan
aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi :
(a) mengidentifikasi konstruksi jenis roda,
(b) melepas roda-roda,
(c) pemeriksaan roda,
(d) memasang roda.
Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar:
Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar:
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.
4 membahas tentang memasang roda.
Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat
memahami cara melepas, memasang dan menyetel roda.
*PRASYARAT*
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat
seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta
kedudukan modul.
*PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL*
1. Petunjuk Bagi Peserta diklat
menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain :
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
1).Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2).Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3).Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4).Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5).Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6).Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru, Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan
*TUJUAN AKHIR*
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini peserta diklat diharapkan :
1. Memahami cara mengidentifikasi konstruksi jenis roda dengan baik.
2. Memahami cara melepas roda-roda dengan baik.
3. Memahami cara memeriksa roda dengan baik.
4. Memahami cara memasang roda dengan baik.
*RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT*
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.
1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2. Melepas roda-roda.
3. Pemeriksaan roda.
4. Memasang roda.
*KEGIATAN BELAJAR*
1. Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
1). Peserta diklat dapat menjelaskan pengkonstruksian roda dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan-kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
2). Peserta diklat dapat menjelaskan informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
3). Peserta diklat dapat memeriksa roda untuk mengidentifikasi tanda dan titik pemasangannya.
4). Peserta diklat dapat mengklasifikasikan konstruksi roda dan metode pemasangannya.
b. Uraian Materi 1
*PELEK DAN BAN*
Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.
memahami cara melepas, memasang dan menyetel roda.
*PRASYARAT*
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat
seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta
kedudukan modul.
*PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL*
1. Petunjuk Bagi Peserta diklat
menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain :
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
1).Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2).Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3).Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4).Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5).Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6).Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru, Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan
*TUJUAN AKHIR*
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini peserta diklat diharapkan :
1. Memahami cara mengidentifikasi konstruksi jenis roda dengan baik.
2. Memahami cara melepas roda-roda dengan baik.
3. Memahami cara memeriksa roda dengan baik.
4. Memahami cara memasang roda dengan baik.
*RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT*
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.
1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2. Melepas roda-roda.
3. Pemeriksaan roda.
4. Memasang roda.
*KEGIATAN BELAJAR*
1. Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
1). Peserta diklat dapat menjelaskan pengkonstruksian roda dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan-kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
2). Peserta diklat dapat menjelaskan informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
3). Peserta diklat dapat memeriksa roda untuk mengidentifikasi tanda dan titik pemasangannya.
4). Peserta diklat dapat mengklasifikasikan konstruksi roda dan metode pemasangannya.
b. Uraian Materi 1
*PELEK DAN BAN*
Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.
1). PELEK RODA (DISC WHEEL)
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.
a). TIPE PELEK RODA
Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang
banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan
ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros ( axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek
dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang
diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).
*PELEK BAJA PRESS*
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim
yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres.
Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah
yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini
karena tahan lama dan kualitasnya merata.
*PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG*
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari
bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium.
Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan kendaraan.
Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi
Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek
aluminium adalah
? Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium,
bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk
rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang
baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda
dipasang periksalah kekerasan mur rodanya.
? Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah
memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium.
? Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
? Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight
khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik
atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.
? Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek
aluminium secara teratur.
b). SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK
Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek.
Misalnya: 5.50 F x 15 SDC
Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
c). Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat
bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam
mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang
(JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.
? Divide Type Rim
Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin
pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan
sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk
keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada
kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa
yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang
kuat dari bead dan pelek.
? Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk
kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri
dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung
dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead.
Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran
diantara ban dan pelek.
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah
digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam
mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu,
memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar).
Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan
truk kecil.
? Semi Drop Center Rim
Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban
truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung
memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan
pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih
baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa.
Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk
memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang
diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci
(Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian
(tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian
yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring).
? Flat Base Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk
dan bus. Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena
itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping
adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek
jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan
bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas
kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana
cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini
pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak
direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan
Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan
merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat
Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun
ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik
antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%.
Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan
pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan
dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 %
dari lebar ban).
d). Ukuran Pelek
Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
Balancing
Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang menopang berat kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi.
Selain itu ban juga berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban
sangat dipengaruhi oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan
front wheel alignment. Sehingga ban dan pelek menjadi komponen yang
mempunyai fungsi vital dalam kendaraan.
Kondisi ban juga sangat mempengaruhi kenyamanan dan safety pengendara. Ban dan pelek akan mengalami perubahan kualitas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan medan dan cara penggunaan kendaraan. Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran. Saat
roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban
dimana sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat
saat rotasi roda semakin cepat. Jika massa sudah merata ke seluruh roda
dan ban (tidak ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya
sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan. Jika ban memiliki titik
berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal
lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat
saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke
bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak). Sehingga pengendara akan merasakan goncangan atau getaran akibat roda yang tidak balance.
Jadi balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan belakang menjadi parallel. Seiring
dengan waktu pemakaian, untuk menjaga agar roda dalam keadaan seimbang
membutuhkan perawatan balancing supaya dalam berkendara lebih nyaman dan
pengemudi tidak mengalami kelelahan. Roda
akan dipasang pada alat wheel balancer kemudian akan diketahui
titik-titik berat pada roda yang mengakibatkan roda tidak balance.
Kemudian alat akan menunjukkan seberapa besar beban yang harus diberikan
pada roda agar roda kembali menjadi balance. Selanjutnya roda akan
diberikan pemberat (weight balance) sesuai dengan beban yang dibutuhkan,
weight balance dipasang pada pelek roda.
Weight balance
Spooring
Kenyamanan
berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki
sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan keamanan atau safety untuk
pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri ataupun terhadap kendaraan
lain, dan terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik. Salah
satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi steering/kemudi
kendaraan. Kemudi berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan yang
dilakukan oleh driver, sehingga kondisi kemudi mempengaruhi driver dalam
rangka mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi kemudi yang
kurang baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver, sehingga
cepat lelah dan lebih besar lagi berdampak pada terjadinya kecelakaan.
Keadaan kenyamanan kemudi/steering sangat tergantung pada kondisi dari
penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun roda belakang (wheel
alignment). Tujuan spooring adalah untuk
menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada
mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada saat mobil sedang melaju pada
kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran dalam jangka
waktu tertentu akan menyebabkan perubahan kondisi dari komponen roda
depan, sehingga memerlukan perawatan secara rutin agar kondisi ban dan
komponen steering lebih tahan lama serta
pengendara lebih nyaman. Untuk jangka waktu pemeliharaan spooring adalah
sekitar setiap 15000 km atau 4 bulan.
Spooring
merupakan pekerjaan penyetelan front wheel alignment (penyetelan roda
depan) yang meliputi: chamber, caster, toe angle (toe-in/toe-out), dan
turning radius. Fungsi spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas
kendaraan meliputi: kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar kembali
setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas.
Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan mengurangi keausan pada
komponen-komponen ball-joint dan ban/roda. Untuk syarat kedaraan
dilakukan pekerjaan spooring diantaranya harus keadaan kaki-kaki
kendaraan dalam kondisi yang normal. Untuk keterangan lebih lanjut dapat
dilihat gambar berikut:
1. Chamber
merupakan kemiringan roda bila dilihat dari depan, chamber (+) bila
roda miring keluar, chamber(-) bila roda miring ke dalam.
2. Caster merupakan kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping. Ada dua jenis caster:
a. Caster Positif
Kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah belakang
b. Caster Negatif
Kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah depan
3. Toe angle
a. Toe-In : Panjang roda bagian depan (A) lebih pendek dibanding pajang roda bagian belakang (B)
b. Toe-Out : Panjang roda bagian depan (A) lebih panjang dibanding pajang roda bagian belakang (B)
4. Turning Radius
Turning radius merupakan sudut belok roda dalam harus lebih besar dibanding roda luar dan titik sumbuh radius belok harus satu titik.
No comments:
Post a Comment