Saturday, January 18, 2014

CARA PENULISAN BAHAN AJAR

PENULISAN BAHAN AJAR
(Modul, Diktat atau Buku Ajar)
Oleh: Dr. Rahmat Murbojono, M. Pd
PENDAHULUAN
            Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses belajar mengajar. Ia dapat membantu guru dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, sehinggan guru tidak terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar dapat menggantikan sebagian peran guru dan  mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan untk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada guru dan membiasakan belajar mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (life long education).
            Bahan ajar adalah berbeda dengan buku teks. Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Guru dapat menulis sendiri bahan ajar yang ingin digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun, guru juga dapat memanfaatkan buku teks atau bahan dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali atau ditata sedemikian rupa sehingga dapat menjadi bahan ajar. Bahan ajar biasanya dilengkapi dengan pedoman untuk siswa dan guru. Pedoman berguna untuk mempermudah siswa dan guru mempergunakan bahan ajar.
            Komponen utama bahan ajar adalah: a) tinjauan materi, b) pendahuluan setiap bab, c) penutup setiap bab, d)daftar pustaka, dan e) senarai. Setiap komponen mempunyai sub-sub komponen yang saling berintegrasi satu sama lain. Susunan komponen-komponen dan sub-sub komponen bahan ajar sama dengan strategi  pembelajaran yang lazim digunakan guru dalan kegiatan belajar mengajar.
            Selain itu, bahan ajar biasanya dilengkapi dengan berbagai macam ilustrasi. Ilustrasi memegang peranan penting dalam bahan ajar, karena dapat memperjelas konsep, pesan, gagasan, atau ide yang disampaikan dalam bahan ajar. Selain itu Ilustrasi yang menarik ditambah tata letak yang tepat, dapat membuat bahan ajar menarik untuk dipelajari. Disamping komponen-komponen bahan ajar dan ilustrasi, bahan ajar yang baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang menggunakan ekspresi tulis yang efektif. Ekspresi tulis yang baik akan dapat mengkomunikasikan pesan, gagasan, ide, atau konsep yang disampaikan dalam bahan ajar kepada pembaca/pemakai dengan baik dan benar. Ekspresi tulis juga dapat menghindarkan salah tafsir atau pemahaman.
            Berbagai aspek tentang bahan ajar: cara penulisan dan penyusunan bahan ajar, komponen utama bahan ajar, ilustrasi dan ekspresi tulis yang efektif merupakan  pokok-pokok bahasan utama makalah ini.
            Setelah mempelajari makalah ini, anda diharapkan dapat:
1.      menjelaskan fungsi bahan ajar dalam proses pembelajaran;
2.      menjelaskan perbedaan bahan ajar dengan buku teks;
3.      menguraikan cara-cara penyusunan bahan ajar oleh guru;
4.      menguraikan format bahan ajar, pedoman bagi guru dan siswa;
5.      menulis bahan ajar dengan baik dan benar
6.      menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam bahan ajar.
PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN BAHAN AJAR
            Yang biasa terjadi dalam pbm adalah guru menyajikan materi kepada siswa, selanjutnya guru membantu siswa memahami materi yang disajikan. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai nara sumber. Namun dalam era kurikulum baru, pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif atau pembelajaran berpusat pada siswa, peran guru lebih ditekankan sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator lebih penting dari pada sebagai nara sumber.  Peran guru membantu dan mengarahkan PBM, dengan cara:
  1. membangkitkan minat belajar
  2. menjelaskan tujuan
  3. menyajikan materi dengan struktur yang baik
  4. memberi kesempatan siswa berlatih dan memberi balikan
  5. memperhatikan dan menjelaskan hal-hal yang sukar atau tidak dipahami
  6. menciptakan komunikasi dua arah
Beberapa permasalahan yang dihadapi guru, dalam memenuhi kebutuhan PBM bermutu, kurang dapat dipenuhi karena  masalah ekonomi, kurangnya buku teks, padatnya jadwal mengajar, dan target pencapaian kurikulum. Dengan demikian dalam PBM sebagian besar waktunya habis untuk menyajikan materi pembelajaran. Sebagian besar siswa pasif mempersiapkan.  Kesempatan siswa berlatih atau menyelesaikan tugas mandiri sering kali tidak pernah dibimbing guru dan tidak diberi umpan balik.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menyusun bahan ajar. Bahan ajar yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip instruksional yang baik akan dapat membantu guru untuk mengurangi waktu penyajian materi  dan memperbanyak waktu pembimbingan bagi siswa, membantu dalam menyelesaikan target kurikulum dan mencapai tujuan pembelajaran.
BAHAN AJAR DENGAN BUKU TEKS
            Bahan ajar adalah materi yang disusun secara sistematis. Struktur dan urutannya sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran siswa dengan meyediakan bimbingan belajar, memberi latihan yang cukup, menyediakan rangkuman, berorientasi kepada siswa secara individual. Bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari sendiri oleh siswa karena sistematis dan lengkap.
            Perbedaannya dengan buku teks, tidak hanya terletak pada format, tata letak, dan perwajahannya, tetapi orientasinya  dan pendekatan yang digunakan. Buku teks ditulis dengan orientasi pada struktur dan urutan berdasarkan bidang ilmu untuk digunakan oleh guru. Penggunaannya memerlukan bantuan guru untuk menterjemahkannya. Perbedaan pokok, antara lain: a) bahan ajar disusun untuk siswa, b) menjelaskan tujuan, c) strukturnya berdasarkan kebutuhan siswa, c) fokusnya memberi kesempatan siswa berlatih, d) disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel, e) mengakomodasi kesulitan belajar, f)  gaya penulisan komunikatif, g) berdasarkan kebutuhan siswa, h) dikemas untuk diguakan dalam proses instruksional, i) mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik, j) menjelaskan cara mempelajari.
             
PENYUSUNAN BAHAN AJAR 
            Bahan ajar disusun berdasarkan tujuan atau sasaran instruksional yang hendak dicapai sesuai Rencana Pembelajaran dan Program Pembelajaran. Proses menyusun bahan ajar, meliputi langkah-langkah sbb:
1)      Perumusan tujuan instruksional atau standar kompetensi
2)      Melakukan analisis instruksional/kurikulum
3)      Menentukan perilaku awal siswa atau indikator kompetensi
4)      Merumuskan kompetensi dasar
5)      Menyusun rencana kegiatan
6)      Menyusun silabus
7)      Menulis/ menyusun bahan ajar
8)      Evaluasi bahan ajar dan perbaikan
9)      Digunakan
Jenis bahan ajar ada tiga: 1) menulis sendiri, 2) mengemas kembali informasi atau teks, dan 3) penataan informasi.
1)  Bahan Ajar Tulisan Sendiri
            Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak.  Penulisan juga  dapat dilakukan bersama pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan bidang ilmu, untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan menulis sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional.
            Penulisan bahan ajar selalu berlandaskan pada kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam  menulis bahan ajar didasarkan: (a) analisis materi pada kurikulum, (b) rencna atau program pengajaran, dan (c) silabus yang telah disusun.
            Materi bahan ajar berupa pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam program pembelajaran sesuai dengan silabus. Hasil penyusunan bahan ajar  dari karya sendiri, paling ekonomis, walaupun beban tugasnya berat. Setiap bab berjumlah lebih kurang 15-25 halaman, untuk pelajaran eksakta 10-20 halaman.
2)  Bahan Ajar Hasil Kemasan Informasi atau Teks (Text Transformation)
            Dalam pengemasan informasi, guru tidak menulis bahan ajar sendiri dari awal, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahanajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh guru dan siswa dalam proses instruksional. Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan dengn gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar (digubah), juga diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri kompetensinya yang telah dicapai.            Keuntunganya, cara ini lebih cepat diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh ijin dari pengarang buku aslinya.
3) Penataan Informasi (Kompilasi)
            Selain menulis sendiri bahan ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dll. Proses ini disebut pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi (kompilasi).
            Proses penataan informasi hampir sama dengan proses pengemasan kembali informasi. Namun dalam proses penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap bahan ajar yang diambil dari buku atau informasi yang ada di pasar. Jadi materi dikumpulkan kemudian difoto copy secara langsung. Sumber materi berasal dari buku teks dan sebagainya tersebut, dipilah-pilah, kemudian disusun berdasarkan tujuan atau standar kompetensi atau mengikuti silabus.
            Disamping itu materi dilengkapi dengan pedoman belajar untuk siswa, yang berisi: petunjuk penggunaan materi, latihan-latihan, dan tugas yang perlu dilakukan siswa, umpan balik. Materi tambahan berupa pedoman belajar untuk siswa perlu disusun oleh guru berdasarkan  tujuan/standar kompetensi, indikator kompetensi, dan silabus.
            Penataan berurutan berdasarkan standar kompetensi dan indikator atau tujuan pembelajaran. Setelah tersusun rapi, guru memberi halaman penyekat berisi: nomor pertemuan, Tujuan Pembelajaran (kompetensi), pokok bahasan dan diskripsi singkat, bahan bacaan yang dikompilasi, tugas, dan lain-lain yang perlu diketahui siswa.
Prosedur kompilasi:
1)      Kumpulkan seluruh bahan yang akan dijadikan acuan, seperti yang tercantum dalam GBPP atau silabus.
2)      Tentukan bagian-bagian buku atau sumber yang sesuai GBPP atau silabus
3)      Fotocopy seluruh bagian sumber yang digunakan per pokok bahasan
4)      Pilah-pilahlah berdasarkan urutan pokok bahasan
5)      Buatlah halaman penyekat untuk masing-masing pokok bahasan
6)      Jilidlah dengan rapi
Contoh Bahan Ajar
Senarai
 
Daftar Pustaka
 
II
 
III
 
BAB I (Modul I)
 
TINJAUAN MATERI
 
Penutup
 
Pendahuluan
 
 



Penyajian
 
 
Contoh  Daftar Isi Modul:
  1. Bagian sampul: Judul, Modul ke ...., Penulis, dan nama sekolah
  2. Kata Pengantar
  3. Daftar Isi
  4. Tinjauan Mata Pelajaran:
    1. Deskripsi Mata pelajaran
    2.  Manfaat Mata Pelajaran
    3. Tujuan/Standar Kompetensi
    4. Susunan Bahan Ajar: berisi bab atau sub bab yang akan dipelajari
  5. Petunjuk Belajar: berisi cara mempelajari bahan ajar
  6. Bab (Modul) I, Bab II, Bab III, dan seterusnya. Setiap Sub Bab (Kegiatan) diakhiri dengan Latihan dan Rangkuman. Setiap Bab (Modul) diakhiri dengan Penutup, berisi: Tes Formatif,  Umpan Balik, Tindak Lanjut, Kunci Jawaban, Daftar Pustaka, dan Senarai (istilah atau kata-kata sukar)
  7. Daftar Pustaka/Rujukan: berisi buku atau sumber rujukan
  8. Senarai: berisi penjelasan istilah atau kata-kata, sukar kalau ada

No comments: