Tuesday, June 3, 2014

15 Penyebab Kerusakan Ban

Kerusakan pada Ban

1. Tekanan angin
Ban harus memiliki tekanan angin sesuai spesifikasi dan rekomendasi produsen. Informasi tekanan ban terletak di bagian bawah kanan dan pada buku manual. Tidak diperbolehkan untuk melebihi atau kurang dari rekomendasi yang tertera.
Jika tekanan terlalu tinggi atau keras, daya cengkeram ban pun tidak maksimal yang juga mengorbankan kenyamanan berkendara. Tekanan terlalu rendah pun akan menjadi masalah, dinding ban bekerja lebih keras dan dapat mengakibatkan defleksi berlebih.
Kurangnya tekanan dapat pula menyebabkan ban meletus. Benang pada dinding ban pun akan putus setelah beberapa waktu. Mengakibatkan ban benjol dan kekuatan pun terpangkas. Semakin rendah tekanan ban dari rekomendasi, semakin pendek pula usianya.
Solusi: Minimal periksa kondisi fisik dan tekanan ban seminggu sekali. Pastikan ukuran tekanan sesuai rekomendasi pabrik.
2. Batu, pecahan kaca atau benda keras
Pada permukaan ban terdapat sela kembangan, batu, pecahan kaca atau benda keras dapat terselip di dalamnya. Itu cukup berbahaya. Ketika mobil melaju, ban seperti dipalu dan ditekan secara berulang.
Sebut saja lingkar ban 1 meter dan mobil melaju sejauh 1 kilometer, itu berarti bahwa ban mendapat "pukulan" sebanyak 1.000 kali.
Solusi: Segera bebaskan sela kembangan ban dari objek keras.
3. Paku
Pada ban tubeless, paku yang menancap dapat mengurangi tekanan angin secara perlahan. Paku harus segera dibuang, selain dapat membuat ban rusak; akan menyababkan karat pada pelat baja.
Solusi: Segera cabut paku dan ban segera ditambal.
4. Toe In/Out
Arah roda tidak selaras secara horizontal, ke dalam (in) atau keluar (out). Ini dapat menyebabkan ban tergerus lebih cepat. Jika ini dibiarkan berlarut-larut, akan menyebabkan tapak ban gundul bagian dalam (toe in) atau gundul pada bagian luar (toe out). Dilakukan juga proses balancing agar roda berputar mulus.
Solusi: Spooring dan Balancing
5. Sudut camber negatif/positif
Tie-rod, as rod atau bearing yang bermasalah bisa mengakibatkan tidak selarasnya roda secara vertikal (camber). Bisa camber negatif atau positif. Dapat berakibat seperti toe in/out, menyebabkan tapak ban gundul bagian dalam (negatif) atau gundul pada bagian luar (positif).
Solusi: Spooring dan Balancing
6. Parkir dalam jangka waktu lama
Beban pada satu sisi ban secara terus menerus dapat membuat ban berubah bentuk. Mobil dalam keadaan parkir selama beberapa hari dapat menyebabkan perubahan bentuk dan itu akan menjadi tidak nyaman, serta menyebabkan ban bersuara gluduk-gluduk pada saat mobil melaju. Hal tersebut dapat kembali normal jika mobil diparkir tidak terlalu lama, yang sulit untuk ban normal kembali adalah jika mobil parkir terlalu lama.
Solusi: Gunakan jackstand pada keempat roda pada saat parkir dengan jangka waktu yang lama.
7. Pengereman dan akselerasi kasar
Pengereman secara kasar, terutama pada mobil yang belum dilengkapi ABS dan juga akselerasi yang kasar akan membuat ban lebih cepat gundul. Hal ini tidak membuat gundul secara merata, tetapi hanya bagian tertentu saja. Akan cepat rusak dan juga mengurangi kenyamanan.
Solusi: Hindari rem mendadak jika tidak dalam keadaan darurat dan berakselerasi secara lembut.
8. Melindas lubang
Lubang menjadi salah satu hal yang dapat merusak ban. Lubang tersebar dimana-mana terutama setelah musim hujan. Jika ban menghantam lubang dengan daya benturan kuat dapat membuat ban sobek.
Solusi: Perlahan laju mobil saat akan menghantam lubang. Lepas pedal rem sebelum menghantam lubang agar beban tersalur ke ban belakang.
9. Beban berlebih (overload)
Setiap ban memiliki batas toleransi dalam menopang bobot. Contoh, indeks beban 70, berarti ban tersebut memiliki batas toleransi beban seberat 335 kg. Ban pada mobil ada empat, berarti 335kg dikali empat roda menjadi 1.340 kg. Misal berat kendaraan kosong 1.075 kg, sisa beban yang dapat ditopang berarti 255 kg. Jika mobil berisi 5 penumpang, dengan masing-masing berat 75 kg per orang, artinya dibebankan seberat 375 kg. Berarti kelebihan 120 kg. Jika ini berlangsung terus-menerus, maka dinding ban dapat mudah retak dan bahkan lapisan luar terkelupas. Ini akan menjadi lebih parah jika tekanan angin dibawah rekomendasi pabrik.
Solusi: Penumpang atau barang bawaan tidak boleh melebihi kapasitas beban.
10. Oli atau minyak
Karet mempunyai segenap musuh, salah satunya adalah minyak fosil. Ban yang kerap terkena minyak atau oli, akan mudah melar dan kekuatan ban menurun.
Solusi: Hindari minyak atau oli terkena ban.
11. Mengemudi agresif
Tata cara mengemudi pun berpengaruh kepada ban. Agresivitas berpotensi besar merusak ban. Kerusakan yang kerap terjadi dapat dipantau pada tapak ban yang terkelupas, dinding sobek atau retak pada tapak ban yang tidak merata.
Solusi: Hindari mengemudi agresif.
12. Pemasangan ban tidak sempurna
Pemasangan ban yang tidak benar dapat membuat ban rusak. Khususnya pada bagian dalam ban.
Solusi: Pastikan ban terpasang dengan benar.
13. Pelek tidak sesuai ukuran ban
Pelek dan ban tidak boleh terlalu ketat atau longgar jika disatukan. Pelek yang terlalu ramping atau lebar, bentuk ban seperti donat. Dapat membuat dinding ban kerja lebih berat. Sudut ban yang menyempit disebabkan hal tersebut. Dinding ban mudah retak, pecah atau benjol. Sebaliknya pelek terlalu lebar, dinding ban tersiksa saat menikung dan dinding adalah titik terlemah pada ban.
Solusi: ukuran pelek dan ban harus sesuai.
14. Pelek cacat
Pelek yang penyok atau benjol dapat merusak ban terutama pada sekitar dinding ban cacatnya.
Solusi: Perbaiki pelek jika masih bisa. Jika tidak, harus ganti pelek.
15. Suspensi tidak berfungsi optimal
Suspensi yang bermasalah dapat mempengaruhi ban. Sokbreker yang rusak menyebabkan per bekerja sendiri dan tidak mampu menahan ayunan dari gelombang permukaan jalan. Alhasil dapat menyebabkan tapak ban bergelombang.
Sumber : autobildindonesia.com

No comments: