MINYAK REM (BRAKE FLUID)
Minyak rem (Brake Fluid)
Minyak merupakan istilah yang sangat umum untuk semua cairan organik yang tidak larut atau bercampur dengan air. Minyak memiliki cakupan yang sangat luas, seperti minyak goreng, atau dapat juga sebagai pewangi seperti minyak nilam dan sebagai pelumas pada kendaraan seperti minyak rem.
Setiap kendaraan bermotor pasti akan memiliki sistem pengereman untuk menghentikan laju kendaraan. Berbagai komponen dalam sistem tersebut berhubungan satu sama lain. Minyak rem dan kampas rem adalah sebagian komponen tersebut.
Fungsi minyak rem
Fungsi minyak rem adalah sebagai pelumas pada komponen logam yang bergesekan untuk menghentikan laju kendaraan agar logam tersebut tidak mudah aus, tahan panas, dan tidak berubah bentuk pada suhu tinggi.
Fungsi minyak rem yang lain adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan kendaraan.
b. Mengontrol kecepatan selama berkendara.
c. Untuk menahan kendaraan pada saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
d. Sebagai penyalur tenaga hidrolik tak lain karena memiliki sifat seperti fluida (cairan) dalam sistem tertutup lainnya.
Cara kerja minyak rem
Ketika proses pengereman, diperlukan tenaga hidrolik yang diaktifkan oleh silinder master agar dapat menghentikan putaran roda. Cara ini dilakukan dengan menekan tromol atau dapat juga dengan menjepit cakram. Tenaga hidraulik ini disalurkan kesemua sistem melalui minyak rem. Minyak rem memiliki sifat seperti fluida dalam sistem tertutupnya. Kerja dari sistem rem, dari master silinder ke piston mentransfer energi mekanis yang akan menghasilkan panas dari gesekan minyak rem dengan permukaan salurannya.
Kandungan minyak rem
Kandungan minyak rem yang sering digunakan biasanya adalah Polyalkylene Glycol Ether. Minyak rem yang berbahan dasar Polyalkylene Glycol Ether lebih populer termasuk dalam dunia racing. Bahan kimia sebagai bahan dasar minyak rem ini serupa dengan bahan anti beku pada radiator coolant (ethylene glicol) dan bahkan bahan dasar ini termasuk bahan beracun dan perlu seratus tahun bagi alam untuk menguraikannya. Polyalkylene Glycol Ether yang sering digunakan adalah Tri-Ethylene Glycol. Senyawa ini merupakan bahan dasar dari minyak rem. Senyawa ini merupakan senyawa organik, berbentuk cairan dan tidak berwarna dengan bau seperti ether. Memiliki nama IUPAC 2 – Methoxyethanol atau lebih dikenal dengan nama Methyl Cellosolve. Senyawa ini dibuat dari serangan nukleofilik metanol pada oksiran terprotonosi melalui proses transfer proton. Senyawa ini bersifat beracun terhadap tulang dan otot. Bekerja dengan senyawa ini pada konsentrasi yang sangat tinggi beresiko terhadap penyakit Granulocytopenia, Macrocytic anemia, Oligospermia dan Azoospermia .
Biasanya minyak rem yang terbuat dari Glycol Ether ditambahi senyawa aditif seperti asam borat yang berfungsi mengikat air agar minyak rem tetap dalam keadaan kering. Minyak rem berbahan dasar glycol, yang digunakan bersama zat aditif tertentu, memberikan keuntungan berupa titik beku yang rendah dan titik didih yang tinggi, dan mempunyai viskositas tetap (kekentalan) terhadap temperatur yang berubah drastis. Minyak rem harus cocok dengan peralatan dari logam dan seal karet yang digunakan oleh sistem ini.
Klasifikasi minyak rem
Minyak rem berdasarkan titik didihnya diklasifikasikan dalam empat kategori:
1. DOT – 3
2. DOT – 4
3. DOT – 5.1
4. DOT – 5
DOT merupakan singkatan dari Departement Of Transportation (USA). Department Of Transportation (USA) ini menentukan tingkat klasifikasi minyak rem. Semakin tinggi angka yang mengikutinya maka semakin tinggi pula titik didihnya.
Karakter dari masing – masing minyak rem tersebut adalah sebagai berikut:
Kode DOT 3, 4 dan 5 pada minyak rem punya maksud untuk menerangkan perbedaan titik didih atau boiling point. Sedangkan DOT kepanjangan dari Department Of Transportation.
Misalnya DOT 3, minimal titik didihnya 205C dan DOT 4, 230 C. DOT 5 lebih tinggi dari keduanya, bahan bakunya dari silikon yang sulit bercampur dengan air.
Makanya, minyak rem di atas DOT 3 lebih sering dipakai buat kendaraan kecepatan tinggi dan berkapasitas besar. Namun, warna di tiap kemasan, ternyata tidak berhubungan langsung dengan kualitas.
Tapi, buat kendaraan roda dua standar DOT 3 saja sudah cukup. Selain harga lebih murah, suhu panas saat ngerem masih bisa ditahan. Kecuali semplakan yang sering dibawa ngebut, demi menjamin keamanan, monggo DOT 4 diadopsi.
Batas waktu pemakaian minyak rem, ketiganya masih sama. Sebagai patokan, diganti setiap 20.000 km. Tapi, jangan mentang-mentang lama, kalau belum waktunya sudah terlihat kurang atau warnanya berubah, sebaiknya ditambah atau ganti baru.
DOT – 3
Minyak rem berspesifikasi DOT3,4 da5.1 mengandung Polyglycol ether yang hydroscopik, artinya mempunyai sifat menyerap air. Bila dicampur atau tercampur air, minyak rem tersebut tetap berwujud sama sekalipun sifatnya sudah berubah. Polyglycol hanya berkemampuan setengah silikon dalam menerima tekanan.
Untuk mobil racing, dry boiling point menjadi penting. Karena sifat ketiganya hanya hydroscopic yang bisa menyebabkan vapor lock, maka untuk itulah para pembalap bisa mengganti minyak rem sebelum event, tak lain agar performa minyak rem prima. Sebab saat balap, sistem rem bekerja keras, tak jarang cakram rem terlihat merah membara. Meski air akan membuat titik didih minyak rem menurun, namun hal tersebut tidak menjadi isu penting dalam kendaraan harian. Karena setelah pemakaian beberapa bulan, performa minyak rem kemungkinan hanya mendekati titik didih ‘wet’ saja. Bila air tercampur atau dicampurkan dengan minyak maka minyak rem tersebut tetap berwujud sama meskipun sifatnya berubah. Saat ini mobil- mobil standar semisal mobil keluaran Jepang, umumnya menggunakan minyak rem klasifikasi DOT-3. Mobil-mobil keluaran eropa atau Amerika Serikat umumnya telah menggunakan DOT-4 .
Minyak rem DOT-3 merupakan minyak rem konvensional yang digunakan secara luas. Kelebihan dan kekurangan dari tipe ini adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
• Minyak rem tipe ini tidak mahal dan lebih mudah didapatkan.
Kekurangan:
• DOT-3 dapat merusak karet alami, sehingga tidak dapat digunakan pada kendaraan yang menggunakan karet alami.
• DOT-3 merusak cat.
• DOT-3 menyerap cat (hidroskopik). Jika penutup kemasannya telah dibuka, sebaiknya digunakan pada periode 1 minggu setelah kemasan tersebut dibuka.
• Oleh karena minyak rem tipe ini dapat menyerap air dengan mudah, dapat menimbulkan korosi.
DOT-4
DOT-4 merupakan tipe minyak rem yang banyak digunakan pada mobil model lama. Kelebihan dan kekurangan pada minyak rem tipe ini adalah sebagai berikut.
Kelebihan:
• DOT-4 cukup mudah diperoleh.
• DOT-4 tidak menyerap air semudah DOT-3 menyerap air.
• Titik didih DOT-4 lebih tinggi dibandingkan DOT-3, sehingga lebih sesuai untuk pemakaian pada kendaraan yang sistem remnya bersuhu tinggi.
Kekurangan:
• DOT-4 merusak cat.
• Harganya kira-kira 50% lebih mahal dibandingkan DOT-3.
• Oleh karena DOT-4 masih dapat menyerap air, masih terdapat kemungkinan menimbulkan korosi.
DOT-5
Kekurangannya adalah daya pelumasnya kurang baik atau gesekannya besar akibatnya diperlukan tenaga yang lebih besar saat menekan rem agar sistem rem bekerja. Untuk itu sering diistilahkan “rem keras” atau bagel.
Kekurangan lainnya adalah silikon tidak mempunyai daya lumas seperti glycol sehingga tidak cocok untuk mobil yang dilengkapi ABS.
Kelebihan:
• DOT-5 tidak merusak cat.
• DOT-5 tidak menyerap air, sehingga dapat digunakan pada lingkungan yang lembab.
• DOT-5 sesuai dengan semua jenis karet rem.
Kekurangan:
• DOT-5 tidak dapat menggantikan DOT-3 ataupun 4. Untuk mengganti tipe minyak rem yang telah digunakan sebelumnya, harus dilakukan pembuatan ulang sistem hidrolik pada kendaraan.
• Oleh karena DOT-5 tidak menyerap air, kelembaban didalam sistem hidrolik akan mengumpul pada satu bagian. Hal ini dapat mengakibatkan korosi terlokalisasi pada rem tersebut.
• Pengisian minyak rem tipe ini sebaiknya dilakukan secara hati-hati. Gelembung udara kecil dapat membentuk gelembung udara yang lebih besar.
• Tipe ini memiliki titik didih rendah dibandingkan DOT-4.
• Harga minyak rem tipe DOT-5 dua kali lebih mahal dibandingkan DOT-4. Selain itu, minyak rem ini juga lebih sulit ditemukan di toko biasa.
DOT-5.1
Minyak rem tipe DOT-5.1 merupakan minyak rem tipe baru. Sebelumnya, minyak rem tipe ini memiliki bahan dasar glycol, bukan silicon seperti tipe DOT-5. Selain itu, berdasarkan uji performanya, minyak rem tipe ini lebih menyerupai DOT-4 dengan kualitas lebih tinggi, dibandingkan menyerupai DOT-5. Oleh karena itu mungkin sebenarnya DOT-5.1 lebih cocok disebut DOT-4.1 atau DOT-6.
Kelebihan:
• Tipe DOT-5.1 memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan tipe yang lain.
• Titik didihnya lebih tinggi, meskipun dalam keadaan basah maupun kering, jika dibandingkan DOT-3 maupun 4. Pada keadaan kering, titik didihnya adalah kira-kira 275˚C, sedangakan dalam keadaan basah titik didihnya berkisar antara 175 hingga 200˚C.
• DOT-5.1 kompatibel dengan formulasi karet rem.
Kekurangan:
• Bahan utama minyak rem ini bukan silicon, sehingga akan menyerap air.
• Seperti halnya DOT-3 dan DOT-4, minyak rem ini akan merusak cat.
Banyak yang mengira, jika minyak rem berwarna gelap, artinya sudah waktunya diganti. Kalau masih cerah, masih bagus. Ini tidak benar. Rekomendasinya 2 tahun sekali atau 40,000 km. Mengganti minyak rem secara regular memperpanjang umur komponen rem lain sekaligus menjamin keselamatan anda.
Sumber
http://hannanahan.wordpress.com/2011/10/20/minyak-rem-brake-fluid/ , dll
SEMOGA BERMANFAAT
No comments:
Post a Comment