BAB VI
PENGECATAN ULANG
6.1. Peralatan
dan Bahan
Beberapa alat dan bahan yang
digunakan dalam pengecatan ulang antara lain : amplas, masking,
primer, putty/dempul,
surfacer
(cat dasar), Top
coat , top
coat (lapisan
atas/cat warna), compound, polishing, clear/gloss dll.
6.1.1. Amplas
Amplas berfungsi untuk menghaluskan
permukaan dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas amplas
ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut.
Ukuran kekasaran amplas
diunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik amplas. Semakin besar
angkanya, semakin halus dan rapat susunan pasir amplas.
Berikut beberapa klasifikasi dari amplas :
a. Klasifikasi
bentuk
Berdasarkan
bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe
roll dan lembaran ada berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat
persegi panjang.
b. Klasifikasi
cara pemasangan
Berdasarkan
klasifikasinya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe
non adhisive.
c. Klasifikasi material
Berdasarkan material
ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan
fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada
yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized
aluminium. Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel
abrasif pada material backing,
yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup.
Pada amplas
tipe lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara
partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas
terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi
tersumbat. Metode
lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry
sanding). Amplas
tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat
dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet
sanding), dimana
tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
d. Klasifikasi
grit (kekerasan)
Nomor grit tercetak di balik amplas.
Semakin besar angkanya,
semakin halus dan rapat susunan pasir amplas.
Amplas (sand paper) berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan
cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka
yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang
tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas
tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul)
atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta
kekasarannya.
1) Klasifikasi Bentuk
Berdasarkan
bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe
roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi
panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan
empat persegi panjang.
2) Klasifikasi cara pemasangan
Berdasarkan klasifikasi cara pemasangannya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.
3) Klasifikasi material
Berdasarkan
materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material belakang dan
material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat
jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau
dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari
silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium.
Amplas
terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing.
Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah
menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan
memunculkan tepian yang baru dan tajam. Partikel-partikel ini sangat
sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat yang relatif lunak. Sebaliknya,
karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan tahan aus, maka material
ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif keras.
Ada
dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material
backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode
lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel.
Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel
abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat. Metode
lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering
(dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif
yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet
sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
4) Klasifikasi Grit (kekerasan)
Nomor
grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Makin besar nomor
grit, makin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit
yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000.
Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah
memilih
nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama
pekerjaan dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan
terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600
digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila top coat diaplikasi
setelah mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit #60, maka
tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan
diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan
grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebabitu,
yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih
halus secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan
yang ditiggalkan oleh amplas terdahulu.
Di
samping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material
dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif,
partikel abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena
fleksibilitasnya, maka material ini sangat sesuai untuk pekerjaan
sanding permukaan yang memiliki konfigurasi panel relatif komplek
(rumit), yang tidak mudah dijangkau oleh amplas. Oleh karena ketahanan
air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat digunakan pada
pengamplasan basah dan pengamplasan kering.
6.1.2. Masking
Masking
paper adalah kertas
yang digunakan untuk menutup area yang tidak boleh di cat.
Gambar 6.2 Masking paper
Dalam metode
pengecatan kita sering melakukan perlindungan terhadap permukaan
kendaraan yang tidak akan dicat dengan warna yang sama. Langkah kita
dalam melakukan perlindungan inilah yang dimaksud dengan masking. Tujuan
dari masking ini adalah melindungi permukaan tertentu dari kendaraan
agar tidak terkena semprotan cat, dan bahkan dari demu-debu yang
dihasilkan dari pengecatan itu. Jika proses masking yang kita lakukan
kurang sempurna maka hasil pengecatan kurang sempurna dan kita akan
kehilangan banyak waktu untuk membersihkan permukaan tersebut. Oleh
karena itu proses masking harus sempurna agar dihasilkan pengecatan yang
sempurna.
a. Bahan dan Peralatan Masking
Bahan
masking adalah semua bahan kebutuhan yang diperlukan dalam proses
masking. Dalam memilih bahan hendaknya selalu mempertimbangkan asas
kemudahan dan kehematan. Ada beberapa syarat bahan masking dapat
diterima/digunakan antara lain :
1) Dapat mencegah solvent terkena permukaan.
2) Dapat mencegah terkupasnya cat setelah mengering.
3) Dapat mencegah pencemaran debu.
4) Tidak meninggalkan adhesive pada permukaan cat.
Bahan–bahan yang diperlukan dalam prosedur masking adalah :
1) Kertas Masking
Kertas
masking (masking paper) berfungsi sebagai penutup bagian yang tidak
akan dicat. Kertas masking layak digunakan jika bebas terhadap debu,
tahan terhadap penetrasi solvent, dan mudah dalam penggunaannya. Kertas
masking tersedia dalam berbagai ukuran tebal untuk pekerjaan dan
aplikasi yang berbeda-beda, misalnya :
kertas yang tebal untuk
mencegah penetrasi solvent atau kertas tahan panas dengan lapisan
aluminium dan lain-lain. Untuk memudahkan dalam pengambilan
Masking
paper biasanya tersedia dispenser masking paper. Alat ini gunanya untuk
menggulung masking paper dengan berbagai ukuran tebal dan disertai pula
gulungan masking tape yang langsung bisa menempel pada permukaan
masking paper. Ada sebagian masking paper yang sudah dilengkapi dengan
masking tape pada bagian bawahnya.
2) Vinyl Sheet
Vinnyl
sheet adalah material vinyl yang sangat tipis yang biasanya tersedia
dalam ukuran lebar yang lebih besar daripada masking paper. Oleh karena
itu, sangatlah berguna untuk mencegah overspray cat dalam ukuran yang
lebar di sekitar permukaan kerja. Karena terbuat dari vinyl maka
kemungkinan tahan terhadap penetrasi solvent sangat tinggi. Dengan
demikian vinyl sheet dapat dipakai berulang-ulang selama belum
kaku/keras akibat cat yang mengering.
3) Spesial Masking Cover
Spesial
masking cover berfungsi menutup keseluruhan kendaraan dan hanya
memperlihatkan (membuka) bagian yang akan dicat saja. Cover ini dapat
digunakan berulang-ulang. Ada pula masking cover yang hanya digunakan
untuk menutup ban kendaraan.
4) Masking Tape
Masking tape adalah bahan perekat yang digunakan untuk menempelkan/memegang masking paper pada body kendaraan.
Masking
tape pada pengecatan kendaraan hendaknya dipilih yang mempunyai
ketahanan terhadap panas, mempunyai daya lekat yang tinggi tetapi tidak
meninggalkan adhesive pada bodi kendaraan setelah dikupas. Ada sebagian
masking tape di pasaran yang mempunyai daya lekat sangat rendah,
sehingga solvent cat dapat merembes masuk dan menghasilkan pengecatan
yang kurang sempurna.
Klasifikasi masking tape menurut tahan panas :
a)
Untuk cat dengan pengeringan udara : digunakan pada cat lacquer.
Apabila dipanaskan, adhesive akan melekat pada bodi kendaraan.
b) Untuk cat dengan pengeringan buatan : digunakan pada cat urethane. Tahan panas sampai 60º s.d. 80ºC (140º s.d. 176ºF).
c) Untuk cat bakar (baked paint) : Tahan panas hingga 130º hingga 140º C (226º s.d. 284ºF)
Catatan :
Sekalipun
ketahanan panas masking tape sesuai dengan temperatur pengeringan,
tetapi apabila lapisan (coat) lemah terhadap solvent, maka lapisan
(coat) akan rusak oleh solvent yang terkandung di dalam adhesive dari
tape. Hal ini akan menimbulkan bekas (tanda) pada permukaan yang ditutup
(masked). Untuk menghilangkan bekas tersebut perlu dilakukan
pengomponan.
Catatan :
Pada
bagian A (bahan anti lekat), adhesif dapat melekat tetapi jika ditarik
tidak tertinggal pada permukaan tersebut. Bukan berarti tidak dapat
dilekati sama sekali. Pada bagian C (primer) fungsinya
untuk mempertahankan adhesive pada bagian B (backing) sehingga
ketika dilepas/ditarik adhesivenya akan ikut tertarik dan tidak
tertinggal pada permukaan kerja.
Klasifikasi masking tape menurut backing:
a)
Terbuat dari kertas : untuk mencegah overspray pada bodi dan melekatkan
masking paper pada tempatnya. Lazim digunakan pada area umum. Meskipun
terbuat dari kertas tetapi tetap harus tahan terhadap penetrasi solvent.
b)
Terbuat dari plastik : untuk aplikasi two-tone color dan
border melingkar. (border adalah : area yang memisahkan bagian
yang dicat dengan bagian yang tidak dicat).
5) Gap Tape
Gap
Tape adalah tipe masking material yang dirancang untuk mencegah
penetrasi cat ke dalam celah pada engine hood atau pintu. Terbuat dari
urethane foam dengan adhesive. Gap tape memudahkan proses masking pada
area yang bercelah (gap).
Bentuk yang bulat (silinderal), mencegah timbulnya spray step (semprotan bertangga) sehingga permukaan yang dicat mudah dipoles.
6) Masking untuk weatherstrip
Untuk
menjamin separasi (perpisahan) dalam masking suatu jendela sangatlah
sulit, karena weatherstrip atau moulding tetap menempel pada bodi
kendaraan, cat akan melekat pada weatherstrip. Produk khusus dapat
dimasukkan ke bawah weatherstrip untuk membuat celah di antara bodi
dengan weatherstrip. Sebagai contoh dari produk ini adalah sebagai
berikut :
6.1.3. Primer
Primer adalah lapisan cat yang digunakan sebagai cat
dasar permukaan plat yang berfungsi untuk memberikan ketahanan
terhadap karat, meratakan adesi /daya lekat diantara metal dasar
(sheet metal) dan lapisan (coat) berikutnya.
Tipe lapisan primer digolongkan menjadi empat jenis,
yaitu:
a. Wash
Primer
Pengecatan primer yang digunakan langsung pada metal dan
dan membentuk lapisan konversi kimia permukaan metal yang mempunyai
untuk mencegah karat/adhesi dan cepat kering.
b. Laquer
Primer
Merupakan pengecatan primer yang
digunakan langsung pada metal yang mempunyai kemampuan cepat
mengering dan mudah penggunaannya namun kemampuan untuk mencegah
karat/adhesi tidak sekuat prmer.
c. Uretane
Primer
Merupakan primer
tipe dua komponen yang menggunakan polysocyanate
sebagai Top coat .
Uretane
primer
memberikan ketahanan karat dan karakteristik adhesi yang sangat baik.
d. Epoxy
Primer
Merupakan primer
tipe dua komponen yang menggunakan amine sebagai Top
coat . Epoxy
primer memberikan
ketahanan karat dan karakteristik adhesi yang sangat baik.
6.1.4. Putty/dempul
Putty
adalah lapisan dasar (under
coat) yang
digunakan untuk mengisi bagian yang penyok dalam dan besar atau
cacat-cacat pada permukaan benda kerja.Ada beberapa tipe dempul
(putty)
yang berbeda-beda tergantung pada kedalaman penyok yang harus diisi
dan material yang akan akan digunakan, antara lain:
a. Polyaster Putty
Merupakan putty
dua komponen yang menggunakan organic peroxide sebagai Top
coat . Berbagai
tipe putty,
tergantung pada penggunaan. Pada umumnya, putty
ini mengandung extender pigmen dan dapat digunakan untuk membentuk
lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi
menghasilkan tekstur yang kasar.
b. Epoxy Putty
Merupakan tipe putty
dengan dua komponen yang menggunakan amine sebagai Top
coat . Oleh karena
sangat baik ketahanan karat dan adhesi terhadap berbagai material
dasar, maka epoxi putty
sering digunakan untuk memperbaiki resin parts. Dalam hal kemampuan
pengeringan, pembentukan, pengamplasan, material ini lebih buruk dari
pada polyester putty.
c. Lacquer Putty
Putty
ini adalah satu komponen yang terutama terbuat dari nitrocellullose
dan alkyd
atau acrylic
resin. Terutama digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (pin
hole), atau penyok
kecil yang masih tertinggal setelah penggunaan surfacer.
6.1.5. Surfacer
Surfacer
adalah lapisan (coat) kedua yang disemprotkan diatas primer, putty
atau lapisan dasar (under coat) lainnya. Surfacer
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Mengisi penyok kecil atau goresan kertas.
b. Mencegah penyerapan top coat
c. Meratakan adesi diatas under
coat dan top coat
6.1.6. Top
coat
Top coat
adalah suatu bahan
yang membantu mengikat molekul di dalam resin sehingga membentuk
lapisan yang kuat dan padat untuk melarutkan Top
coat agar
memperoleh viscositas yang baik . Top
coat ditambahkan
pada komponen utama dari cat dua komponen yaitu acrylic atau
polyester resin.
6.1.7. Cat
warna
Peranan dari pada cat warna adalah
cat akhir yang memberi
warna, kilap, halus bersamaan dengan meningkatkan kualitas serta
menjamin keawetan kualitas tersebut.
6.1.8. Compound
Compound merupakan
pengikis/abrasive,
yaitu untuk mengikis permukaan. Compound
mempunyai sifat yang sama dengan amplas tetapi dalam bentuk cair.
Compound
berfungsi untuk menghaluskan baret pada permukaan cat, plastik,
sambungan cat dll.
6.1.9. Polishing
Polishing merupakan proses untuk permukaan yang dicat
sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu yang tidak
dicat.
6.1.10. Clear/gloss
Clear/gloss digunakn sebagai cat
pernis akhir pada pengecatan
sistem dua lapis untuk memberikan daya kilap dan daya tahan gores
terhadap cat warna dasar metalik.
No comments:
Post a Comment