MODEL LATIHAN PENELITIAN
(INQUIRY TRAINING)
A. PENGANTAR
Model
pembelajaran ini dikembangkan oleh tokoh
bernama Suchman. Latihan penelitian atau inquiry training bertolak dari kepercayaan
bahwa perkembangan seseorang agar mandiri, menuntut metode yang dapat memberi
kemudahan bagi para mahasiswa untuk melibatkan diri dalam penelitian ilmiah.
Umumnya manusia selalu memiliki rasa ingin tahu, karena itu model latihan
penelitian ini memperkuat dorongan alami untuk melakukan eksplorasi, memberikan
arah khusus sehingga mereka akan dapat melakukan eksplorasi itu dengan semangat
besar dan dengan penuh kesungguhan. Dengan model ini membantu para mahasiswa
untuk melakukan penelitian secara mandiri dengan cara yang berdisiplin. Yang
diharapkan ialah para mahasiswa dapat mempertanyakan, mengapa suatu peristiwa
terjadi, dan menelitinya dengan cara mengumpulkan dan mengolah data secara
logis.
Latihan
penelitian dimulai dengan menyajikan situasi yang penuh pertanyaan. Dengan
situasi yang penuh teka-teki ini secara alami mahasiswa akan terdorong untuk
memecahkan teka-teki itu. Dengan cara ini diyakini bahwa para mahasiswa dapat
menjadi semakin sadar akan proses penelitian yang dilakukannya dan pada saat
itu secara langsung dapat diajarkan cara melakukan prosedur penelitian yang
bersifat ilmiah. Yang paling penting, demikian menurut Suchman sebagai
pengembang model ini, menyajikan kepada para mahasiswa suatu sikap bahwa “pengetahuan
itu bersifat tentatif” artinya selalu terbuka untuk dikaji secara terus
menerus.
Jadi,
pada dasarnya model ini mengikuti teori Suchman sebagai berikut :
- Secara alami para mahasiswa akan mencari sesuatu segera setelah dihadapkan pada masalah,
- Mereka akan menjadi sadar tentang dan belajar mengenai strategi berpikir yang dimilikinya,
- Strategi baru dapat diajarkan secara langsung melengkapi strategi yang telah dimiliki, dan
- Penelitian yang bersifat kerjasama akan memperkaya proses berpikir dan membantu para mahasiswa untuk belajar tentang sifat tentatif dari pengetahuan, sifat selalu berkembang dari pengetahuan, dan menghargai berbagai alternatif penjelasan mengenai sesuatu hal.
B. IMPLEMENTASI
MODEL LATIHAN PENELITIAN (INQUIRY)
DALAM PEMBELAJARAN
Walaupun dalam prakteknya aplikasi
metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi
sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry
memiliki 5 komponen yang umum yaitu :
- Question (pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa)
- Student Engangement (keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru sebagai fasilitator.
- Cooperative Interaction (siswa diminta untuk berkomunikasi bekerja berpasangan dalam kelompok)
- Perfomance Evaluation (dalam menjawab permasalahan siswa diminta untuk membuat sebuah produk menghasilkan yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahannya yang sedang dipecahkannya)
- Variety of Resources (siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar).
SINTAKMATIK
Model ini memiliki lima tahap
seperti berikut : (Joyce dan Weil, 1986:61 dalam Udin S. Winataputra, 2001:17)
:
Tahap Pertama : Menghadapkan Masalah
- Menjelaskan prosedur penelitian
- Menyajikann situasi yang saling bertentangan atau berbeda.
Tahap Kedua : Mencari dan Mengkaji Data
- Memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi
- memeriksa tampilnya masalah.
Tahap Ketiga : Mengkaji Data dan
Eksperimentasi
- Mengisolasi variabel yang sesuai
- Merumuskan hipotesis sebab akibat.
Tahap Keempat : Mengorganisasikan, Merumuskan dan Menjelaskan
Dilakukan dengan cara merumuskan
cara-cara atau aturan untuk menjelaskan apa tang dilakukan sebelumnya.
Tahap Kelima : Menganalisis Proses Penelitian
Dilakukan dengan cara menganalisis
strategi pennelitian untuk mendapatkan prosedur yang lebih efektif.
SISTEM SOSIAL
Model
latihan penelitian dapat diorganisasikan secara lebih terstruktur dimana
pengajar mengendalikan keseluruhan proses interaksi dan menjelaskan prosedur
penelitian yang harus ditempuh. Akan tetapi, harus tetap diperhatikan bahwa
prinsip dan norma yang dikandung dalam model ini ialah kerjasama, kebebasan
intelektual, dan kesamaan derajat. Interaksi mahasiswa harus didorong dan
digalakkan. Lingkungan intelektual juga ditandai oleh sifat terbuka terhadap
berbagai ide yang relevan. Dalam konteks ini pengajar dan mahasiswa seyogyanya
berpartisipasi atas dasar persamaan derajat dalam menghadapi suatu ide.
PRINSIP PENGELOLAAN/REAKSI
- Pertanyaan yang diajukan harus diungkapkan dengan jelas sehingga dapat dijawab oleh para mahasiswa,
- Mintalah para mahasiswa untuk merumuskan pertanyaan yang kurang tepat,
- Jika ada butir persoalan yang tidak sahih, tunjukkan kepada para mahasiswa dengan jelas,
- Gunakan bahasa yang baik untuk melakukan proses penelitian, misalnya dengan cara menunjukkan kepada para mahasiswa teori mana yang memerlukan percobaan,
- Cobalah berikan suasana kebebasan intelektual dengan cara tidak menilai teori yang diajukan oleh para mahasiswa,
- Berikan dorongan kepada para mahasiswa untuk merumuskan pertanyaan tentang teori dan selanjutnya memberikan dukungan untuk melakukan perumusan generalisasi,
- Berikan dorongan dan kemudahan bagi para mahasiswa untuk melakukan interaksi diantara mereka.
SISTEM PENDUKUNG
Sarana yang diperlukan untuk
melaksanakan model ini adalah materi yang dapat dikonfrontasikan pengajar yang
mampu mengerti proses intelektual dan strategi penelitian, dan sumber bahan
yang mampu memberikan masalah-masalah yang menantang bagi para mahasiswa untuk
melakukan penelitian.
DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN PENGIRING
Dampak instruksional model
ini adalah :
- Strategi untuk penelitian kretif
- Semangat kreatif
Dampak pengiring
:
- Keterampilan proses keilmuan
- Kemandirian atau otonomi dalam belajar
- Toleransi terhadap ketidakpastian
MODEL LATIHAN PENELITIAN
(Suchman dalam Joyce &
Weil. 1986)
KEGIATAN PENGAJAR
|
LANGKAH POKOK
|
KEGIATAN MAHASISWA
|
|
Penelitian
Penelitian
- Sajikan Situasi - Temukan Masalah
Bermasalah
|
Tentang Inti Masalah
- Minta Rincian Masa-
- Rinci Masalah
lah
- Beri Tugas Explorasi
- Cari Data Sementara
- Bimbing Merumuskan
- Rumuskan Hipotesis
Hipotesis
|
Percobaan
Percobaan
- Kaji Data Hasil
Percobaan
- Uji Hipotesis
|
Pulan
- Buat Kesimpulan
- Undang Rekomendasi
- Berikan Rekomendasi
C. KESIMPULAN
Metode inquiry merupakan
metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada
diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa
dibenar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry
sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru memilih masalah yang perlu
disampaikan kepada siswa untuk dipecahkan, namun dimungkinkan juga masalah yang
akan dipecahkan dapat dipilih oleh siswa.
REFERENSI
Nurani Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sutrisno
Joko. 2008. Metode Pembelajaran Inquiry. www.erlangga.co.id
Winataputra U. S. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.
No comments:
Post a Comment