Saturday, January 18, 2014

MODEL LATIHAN PENELITIAN (INQUIRY TRAINING)

 MODEL LATIHAN PENELITIAN 
(INQUIRY TRAINING)
A. PENGANTAR
            Model pembelajaran ini dikembangkan oleh  tokoh bernama Suchman. Latihan penelitian atau inquiry training bertolak dari kepercayaan bahwa perkembangan seseorang agar mandiri, menuntut metode yang dapat memberi kemudahan bagi para mahasiswa untuk melibatkan diri dalam penelitian ilmiah. Umumnya manusia selalu memiliki rasa ingin tahu, karena itu model latihan penelitian ini memperkuat dorongan alami untuk melakukan eksplorasi, memberikan arah khusus sehingga mereka akan dapat melakukan eksplorasi itu dengan semangat besar dan dengan penuh kesungguhan. Dengan model ini membantu para mahasiswa untuk melakukan penelitian secara mandiri dengan cara yang berdisiplin. Yang diharapkan ialah para mahasiswa dapat mempertanyakan, mengapa suatu peristiwa terjadi, dan menelitinya dengan cara mengumpulkan dan mengolah data secara logis.
            Latihan penelitian dimulai dengan menyajikan situasi yang penuh pertanyaan. Dengan situasi yang penuh teka-teki ini secara alami mahasiswa akan terdorong untuk memecahkan teka-teki itu. Dengan cara ini diyakini bahwa para mahasiswa dapat menjadi semakin sadar akan proses penelitian yang dilakukannya dan pada saat itu secara langsung dapat diajarkan cara melakukan prosedur penelitian yang bersifat ilmiah. Yang paling penting, demikian menurut Suchman sebagai pengembang model ini, menyajikan kepada para mahasiswa suatu sikap bahwa “pengetahuan itu bersifat tentatif” artinya selalu terbuka untuk dikaji secara terus menerus.
            Jadi, pada dasarnya model ini mengikuti teori Suchman sebagai berikut :
  1. Secara alami para mahasiswa akan mencari sesuatu segera setelah dihadapkan pada masalah,
  2. Mereka akan menjadi sadar tentang dan belajar mengenai strategi berpikir yang dimilikinya,
  3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung melengkapi strategi yang telah dimiliki, dan
  4. Penelitian yang bersifat kerjasama akan memperkaya proses berpikir dan membantu para mahasiswa untuk belajar tentang sifat tentatif dari pengetahuan, sifat selalu berkembang dari pengetahuan, dan menghargai berbagai alternatif penjelasan mengenai sesuatu hal.
B. IMPLEMENTASI MODEL LATIHAN PENELITIAN (INQUIRY)
      DALAM PEMBELAJARAN
            Walaupun dalam prakteknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu :
  1. Question (pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa)
  2. Student Engangement (keterlibatan aktif  siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru sebagai fasilitator.
  3. Cooperative Interaction (siswa diminta untuk berkomunikasi bekerja berpasangan dalam kelompok)
  4. Perfomance Evaluation (dalam menjawab permasalahan siswa diminta untuk membuat sebuah produk menghasilkan yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahannya yang sedang dipecahkannya)
  5. Variety of Resources (siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar).
SINTAKMATIK
Model ini memiliki lima tahap seperti berikut : (Joyce dan Weil, 1986:61 dalam Udin S. Winataputra, 2001:17) :
Tahap Pertama : Menghadapkan Masalah
  1. Menjelaskan prosedur penelitian
  2. Menyajikann situasi yang saling bertentangan atau berbeda.
Tahap Kedua : Mencari dan Mengkaji Data
  1. Memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi
  2. memeriksa tampilnya masalah.
Tahap Ketiga : Mengkaji Data dan Eksperimentasi
  1. Mengisolasi variabel yang sesuai
  2. Merumuskan hipotesis sebab akibat.
Tahap Keempat : Mengorganisasikan, Merumuskan dan Menjelaskan
Dilakukan dengan cara merumuskan cara-cara atau aturan untuk menjelaskan apa tang dilakukan sebelumnya.
Tahap Kelima : Menganalisis Proses Penelitian
Dilakukan dengan cara menganalisis strategi pennelitian untuk mendapatkan prosedur yang lebih efektif.
SISTEM SOSIAL
            Model latihan penelitian dapat diorganisasikan secara lebih terstruktur dimana pengajar mengendalikan keseluruhan proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang harus ditempuh. Akan tetapi, harus tetap diperhatikan bahwa prinsip dan norma yang dikandung dalam model ini ialah kerjasama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat. Interaksi mahasiswa harus didorong dan digalakkan. Lingkungan intelektual juga ditandai oleh sifat terbuka terhadap berbagai ide yang relevan. Dalam konteks ini pengajar dan mahasiswa seyogyanya berpartisipasi atas dasar persamaan derajat dalam menghadapi suatu ide.
PRINSIP PENGELOLAAN/REAKSI
  1. Pertanyaan yang diajukan harus diungkapkan dengan jelas sehingga dapat dijawab oleh para mahasiswa,
  2. Mintalah para mahasiswa untuk merumuskan pertanyaan yang kurang tepat,
  3. Jika ada butir persoalan yang tidak sahih, tunjukkan kepada para mahasiswa dengan jelas,
  4. Gunakan bahasa yang baik untuk melakukan proses penelitian, misalnya dengan cara menunjukkan kepada para mahasiswa teori mana yang memerlukan percobaan,
  5. Cobalah berikan suasana kebebasan intelektual dengan cara tidak menilai teori yang diajukan oleh para mahasiswa,
  6. Berikan dorongan kepada para mahasiswa untuk merumuskan pertanyaan tentang teori dan selanjutnya memberikan dukungan untuk melakukan perumusan generalisasi,
  7. Berikan dorongan dan kemudahan bagi para mahasiswa untuk melakukan interaksi diantara mereka.
SISTEM PENDUKUNG
            Sarana yang diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah materi yang dapat dikonfrontasikan pengajar yang mampu mengerti proses intelektual dan strategi penelitian, dan sumber bahan yang mampu memberikan masalah-masalah yang menantang bagi para mahasiswa untuk melakukan penelitian.
DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN PENGIRING
            Dampak instruksional model ini adalah :
  1. Strategi untuk penelitian kretif
  2. Semangat kreatif
Dampak pengiring :
  1. Keterampilan proses keilmuan
  2. Kemandirian atau otonomi dalam belajar
  3. Toleransi terhadap ketidakpastian
MODEL LATIHAN PENELITIAN
(Suchman dalam Joyce & Weil. 1986)
KEGIATAN PENGAJAR
LANGKAH POKOK
KEGIATAN MAHASISWA
Menghadapkan masalah
 
- Jelaskan Prosedur                                                          - Pahami Prosedur
   Penelitian                                                                         Penelitian            
- Sajikan Situasi                                                               - Temukan Masalah
   Bermasalah
                                                                                               
Mencari dan Mengkaji Data
 
- Ajukan Pertanyaan                                                         - Rumuskan masalah
   Tentang Inti Masalah
- Minta Rincian Masa-                                                      - Rinci Masalah
   lah
- Beri Tugas Explorasi                                                      - Cari Data Sementara
- Bimbing Merumuskan                                                    - Rumuskan Hipotesis
   Hipotesis
Eksperimentasi dan Mengkaji Data
 
- Pantau Proses                                                                  - Adakan Proses
   Percobaan                                                                         Percobaan
                                                                                          - Kaji Data Hasil
                                                                                             Percobaan
                                                                                           - Uji Hipotesis
Penarikan Kesimpulan dan Rekomendasi
 
- Pacu Proses Penyim-                                            - Adakan Diskusi
   Pulan                                                                               - Buat Kesimpulan
- Undang Rekomendasi                                                      - Berikan Rekomendasi
C. KESIMPULAN
            Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa dibenar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
            Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru memilih masalah yang perlu disampaikan kepada siswa untuk dipecahkan, namun dimungkinkan juga masalah yang akan dipecahkan dapat dipilih oleh siswa.
REFERENSI
Nurani Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka.  Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sutrisno Joko. 2008. Metode Pembelajaran Inquiry. www.erlangga.co.id
Winataputra U. S. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.

No comments: