A.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN ELABORASI
Pembelajaran
elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa
yang seseorang sudah ketahui sebelumnya (Ormrod, 2006). Elaborasi adalah
mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti
frase, adegan , pemandangan, tempat, atau cerita (Papalia, 2004). Pembelajaran
ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan.
Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami
informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi
tentang implikasi yang mungkin. Anak-anak menggunakan prior knowledge-nya
sehingga ide baru dapat meluas, dengan demikian dapat menyimpan informasi lebih
banyak daripada yang disajikan sebenarnya. Elaborasi jelas membantu siswa
belajar dan mengingat materi dalam kelas lebih efektif daripada jika tidak.
Anak-anak mulai mengelaborasi pengalamannya sejak awal masa preschool (Fivush,
Haden, & Adam, 1995 dalam Ormrod, 2006). Contoh dari penggunaan elaborasi
adalah ketika seorang anak berusia 11 tahun mengingat barisan staff musical (E,
G, B, D,F) dengan cara mengasosiasikan mereka dengan frase “Every Good Boy Does
Fine”.
Teori
Elaborasi secara exclusive membicarakan mengenai macro level yang menggambarkan
metode yang berkaitan dengan hubungan beberapa ide, seperti bagaimana
merangkaikan ide-ide tersebut. Pada halaman ini akan digambarkan tiga macam
metode pembelajaran: organisasional, delivery, dan management. Teori Elaborasi
tidak berhubungan dengan strategic delivery dan management, walaupun itu
merupakan variabel penting yang dibutuhkan untuk digabungkan kedalam beberapa
teori dan model pembelajaran. Jika akan digunakan secara optimal dan menyeluruh
untuk pengembangan pembelajaran dan perencanaan.
Teori elaborasi hanya berkaitan dengan strategi organisasional pada macro level. Teori ini memulai pengajaran dengan memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak abstrak. Teori ini juga menggambarkan penggunaan rangkaian prerequisit dari bagian yang sederhana menuju rangkaian yang lebih compleks, dan memberikan tinjauan serta kesimpulan dengan cara sistimatis.
Bagian
penting yang berhubungan dengan materi subyek adalah learning prerequisit.
Konsep dari learning prerequisit meliputi fakta pengetahuan yang harus
diperoleh sebelum pengetahuan lain diperoleh. Sekumpulan learning prerequisit
dinamakan learning hierarchy.
B.
TEORI ELABORASI
Teori
Elaborasi pengajaran dikemukakan Reigeluth dan Stein (1983) mengunakan tujuh
komponen strategi, yaitu: 1) urutan elaboratif untuk struktur utama pengajaran
, 2) urutan prasyarat pembelajaran (di dalam masing-masing subjek pelajaran), 3)
summarizer (rangkuman). 4) syintherizer, (sintesa) 5) analogi, 6) cognitive
strategy activator (pengaktif strategi kognitif), 7) kontrol belajar.
Sebagaimana diungkapkan Degeng (1989) pengembang-pengembang teori pengajaran sesudah Gagne, seperti Rugeluth, Merrill, dan Bunderson memperkenalkan karakteristik lain dari struktur mata kuliah yang didasarkan pada hubungan-hubungan yang ada antarbagian isi mata kuliah. Secara umum, struktur mata kuliah dapat dideskripsikan atas struktur konseptual, struktur prosedural. struktur teoritik.
Struktur konseptual adalah suatu struktur yang menunjukkan hubungan lebih tinggi /lebih rendah di antara konsep-konsep. Struktur konsep memuat konsep-konsep mata kuliah untuk mencapai kompetensi orientasi konseptual. Tiga tipe penting dari struktur konseptual adalah taksonomi bagian, taksonomi jenis, matrik atau tabel. Berdasarkan uraian di atas, mata kuliah Teori Sastra tergolong mata kuliah bertipe konseptual taksonomi bagaian. Taksonomi bagian adalah struktur konseptual yang menunjukkan bahwa konsep-konsep merupakan bagian dari suatu konsep yang lebih umum.
Prasyarat
pembelajaran didefinisikan sebagai struktur yang menunjukkan konsep-konsep yang
harus dipelajari sebelum konsep lain bisa dipelajari. Oleh sebab itu, ia
menampilkan hubungan prasyarat belajar untuk suatu konsep. Rangkuman merupakan
tinjauan kembali (review) terhadap materi yang telah dipelajari untuk
mempertahankan retensi. Fungsi rangkuman untuk memberikan pernyataan singkat
mengenai materi yang telah dipelajari dan contoh-contoh acuan yang mudah
diingat untuk setiap konsep. Rangkuman yang diberikan di akhir suatu
perkuliahan dan hanya merangkum materi yang baru dipelajari disebut rangkuman
internal (internal summarizer), sedangkan rangkuman semua materi beberapa kali
perkuliahan disebut rangkuman eksternal (within set summarizer).
Pensintesis
(synthesizer) adalah komponen teori elaborasi yang berfungsi untuk menunjukkan
kaitan-kaitan di antara konsep-konsep . Pensintesis penting karena akan
memberikan sejumlah pengetahuan tentang keterkaiatan antarkonsep, memudahkan
pemahaman,meningkatkan kebermaknaan dengan menunjukkan konteks suatu konsep,
memberikan pengaruh motivasional, serta meningkatkan retensi (Degeng, 1989).
Analogi adalah komponen penting dalam pembelajaran karena mempermudah pemahaman dengan cara membandingkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dikenal mahasiswa (Reigeluth dan Stein, 1983b). Pemakaiannya lebih efektif apabila disampaikan di awal pembelajaran (Degeng,1989).
Pengaktif strategi kognitif adalah keterampilan-keterampilan belajar yang diperlukan mahasiswa untuk mengatur proses-proses internalnya ketika ia belajar, mengingat, dan berpikir yang terdiri atas dua cara: pengadaan melalui perancangan pengajaran dan menyuruh mahasiswa menggunakannya. Penggunaan gambar, diagram., mnemonik, analogi, dan parafrase, serta pertanyaan-pertanyaan penuntun dapat memenuhi maksud ini.
Menurut Merrill (dalam Degeng,1989) konsepsi kontrol belajar mengacu pada kebebasan mahasiswa dalam melakukan pilihan dan pengurutan terhadap isi mata kuliah yang dipelajari (content control), komponen strategi pengajaran yang digunakan (display control),dan strategi kognitif yang ingin digunakannya (conscious cognition control). Berbagai komponen teori elaborasi di atas, seperti: rangkuman, pensitesis, analogi, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kontrol belajar.
Pembelajaran yang dirancang berdasarkan Teori Elaborasi dijalankan dengan tujuh prinsip, yaitu: 1) Menyajikan kerangka mata kuliah pada fase atau pertemuan pertama; 2) Bagian-bagian yang tercakup kedalam kerangka isi hendaknya dielaborasi secara bertahap; 3) Bagian yang terpenting hendaknya dielaborasi pertama kali; 4) Kedalaman dan keluasan elaborasi hendaknya dilakukan secara optimal; 5) Pensintesis hendaknya diberikan setelah setiap kali melakukan elaborasi, 6) Jenis pensintesis hendaknya disesuaikan dengan tipe isi mata kuliah; 7) Rangkuman hendaknya diberikan sebelum setiap kali menyajikan pensintesis ( Degeng, 1989).
Merril (1983) mengemukakan empat bentuk presentasi, yakni presentasi primer, presentasi sekunder, presentasi tampilan proses, dan presentasi tampilan prosedur. Adapun bentuk-bentuk presentasi primer ditinjau berdasarkan spesifitas (kekhususan) materi dan dimensi harapan responsif mahasiswa terdiri atas: presentasi jeneralitas, contoh, ekspositif dan inkuisitif Dikatakan lebih lanjut, bahwa keempat jenis presentasi primer tersebut dapat dielaborasi dengan sejumlah presentasi sekunder.
Adapun jenis-jenis presentasi sekunder tersebut adalah: Elaborasi prasyarat, informasi tambahan mengenai konsep-konsep komponen yang membentuk jeneralitas; Elaborasi kontekstual, informasi tambahan berupa latar belakang kontekstual atau historis. Elaborasi mnemonik, alat bantu memori untuk membantu mahasiswa mengingat. Menurut Meier (2002) diantaranya akronim, akrostik sanjak, gerakan fisik; Elaborasi matemagenik, alat penarik perhatian, seperti panah, warna, huruf tebal, grafik; Elaborasi representasi, atau presentasi alternatif, yakni penggambaran dengan suatu bentuk/cara lain; dan Umpan balik atau pengetahuan mengenai hasil yang dicapai.
C.
STRATEGI KOMPONEN
Teori
Elaborasi menyajikan tujuh komponen strategi :
1. Rangkaian
elaborative
2. Urutan prasyarat belajar
3.
Membuat ringkasan
4. Sintesa.
5.
Analogi
6.
Activator Strategi Kognitif
7.
Kontrol Siswa.
No comments:
Post a Comment