A.
Pendahuluan
Pembelajaran merupakan suatu perangkat
kegiatan untuk terjadinya proses belajar, pada pendidikan di sekolah
pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serentetan perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Kegiatan pembelajaran dapatlah berjalan di sekolah
apabila terjadi usaha menciptakan sistem kondisi dan lingkungan yang mampu
memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran
terdapat sejumlah tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran dalam hal ini
merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran yang
saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah
satu komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses dalam pembelajaran akan
menghadapi banyak kendala yang mengaburkan pencapaian tujuan
pembelajaran.Dengan demikian proses pembelajaran terjadi timbal-balik antara
guru dan murid
Pada pembelajaran terdapat subyek
belajar, merupakan individu yang memiliki otak, dari otak diperoleh
kecerdasan. Otak manusia yang terbagi dua belahan kanan dan kirim dan tersusun
dari beberapa lobus dan area, dari sinilah di dapat kecerdasan majemuk yangdi
pelopori oleh Howard Gardner,
seorang psikolog terkemuka dari Harvard University, menemukan bahwa sebenarnya
manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan. Howard menyebutnya sebagai
kecerdasan majemuk atau multiple intelligence.Mula-mula Howard menemukan
delapan kecerdasan, namun dalam perkembangan selanjutnya, ia berhasil menemukan
satu kecerdasan lagi. Sehingga sampai hari ini diperkirakan setiap manusia
memiliki sembilan jenis kecerdasan.Kesembilan jenis kecerdasan itu adalah1. Kecerdasan Linguistik (word smart)2.
Kecerdasan Spasial (picture smart)3. Kecerdasan Matematis (logic
smart)4. Kecerdasan Kinestetis (body smart)5. Kecerdasan Musik (music
smart6. Kecerdasan Interpersonal (people smart)7. Kecerdasan
Intrapersonal (self smart)8.Kecerdasan Naturalis (nature smart)
dan kecerdasan eksistensialis. Setiap manusia memiliki semua jenis
kecerdasan itu, namun hanya ada beberapa yang dominan atau menonjol dalam diri
seseorang.
B.
Kecerdasan Majemuk
Prinsip-prinsip utama dalam kecerdasan Majemuk
1. Setiap orang memiliki
sembilan kecerdasan. Setiap
orang memiliki kapasitas dalam sembilan kecerdasan yang berfungsi bersamaan dengan cara yang berbeda-beda pada setiap
orang. Ada yang mempunyai tingkatan sangat tinggi pada semua kecerdasan, ada
yang cenderung rendah pada semua tingkatan. Umumnya berada di kedua kutub
ekstrim ini, yaitu : sangat berkembang dalam sejumlah kecerdasan, cukup
berkembang dalam kecerdasan tertentu, relatif agak terbelakang .
2. Pada umumnya orang dapat
mengembangkan setiap kecerdasan sampai tingkat penguasaan memada
3. Kecerdasan umumnya bekerja
bersamaan (simultan) dengan cara yang kompleks
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain.
4.
Ada banyak cara untuk cerdas dalam setiap kategori. Kecerdasan
majemuk menekankan keanekaragaman cara manusia menunjukkan bakatnya, baik dalam
kecerdasan tertentu maupun antar kecerdasan.
SYARAT POKOK YANG HARUS
DIPENUHI SETIAP KATEGORI KECERDASAN
1.
Ada wilayah
primer dalam sistem neorologis yang bekerja dominan
untuk satu aspek kecerdasan. Contoh : Verbal - Linguistik di bagian lobus
temporal kiri dan depan, Musikal di lobus temporal kanan.
2. Ada
komponen inti dari kompetensi atau kecerdasan ini. Contoh :
Kinestetis kompetensinya mampu mengontrol gerak tubuh dan mahir mengelola
objek, Interpersonal mampu mencerna dan merespon suasana hati dan motivasi
lawan bicara.
3. Ada
sistem simbol yang khas. Contoh : Verbal - Linguistik
menggunakan simbol fonetis, Matematis – Logis menggunakan bahasa komputer,
Musikal menggunakan notasi musik, Naturalis menggunakan sistem klasifikasi
spesies, dsb.
4. Ada
kegiatan budaya tertentu yang merepresentasikan kecerdasan
ini. Contoh : budaya bicara dan sastra untuk Verbal - Linguistik, penentuan ilmiah
untuk Matematis – Logis.
5. Ada
peta perkembangan yang khas dari setiap kecerdasan. Contoh :
Musikal bisa berkembang sejak dini dan cenderung menetap sampai tua, Matematis
- Logis memuncak pada masa remaja, dsb
6. Bukti – bukti kondisi akhir
terbaik. Contoh : Verbal - Linguistik seorang
orator atau sastrawan, Kinestetis seorang atlit legendaris, Naturalis seorang
peneliti alam atau ahli biologi, dsb.
7. Ada
bukti asal-usul revolusioner. Contoh : Matematis - Logis
dengan bukti sistem angka dan kalender, Interpersonal dengan hidup berkelompok
karena kebutuhan berburu, Visual - Spasial dengan gambar di gua–gua.
8. Kemampuan spesies lain.
Contoh : Matematis – Logis seperti lebah menghitung jarak dengan tarian spasial
atau teritorial sejumlah spesies
9. Faktor historis terhadap
keadaan dunia saat ini. Contoh : Kecerdasan
Interpersonal dibutuhkan untuk usaha jasa, Kecerdasan Verbal - Linguistik
mencirikan bahwa komunikasi lisan dan tulisan penting untuk berbagai bidang
kehidupan.
BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PERKEMBANGAN KECERDASAN.
1.
Faktor Biologis, faktor
keturunan atau genetis, luka atau cedera otak sebelum, selama dan sesudah
kelahiran.
2.
Sejarah Hidup Pribadi,
pengalaman dengan orang tua, guru, teman sebaya, kawan-kawan dan orang lain,
baik yang membangkitkan maupun yang menghambat pengembangan kecerdasan.
3. Latar Belakang Kultural dan
Historis, waktu dan tempat dilahirkan dan
dibesarkan serta sifat dan kondisi perkembangan historis atau kultural di
tempat-tempat lain.
Bentuk kecerdasan dari masing-masing
Kecerdasan Majemuk yang di katkan dengan pembelajaran serta contoh tokoh yang
memiliki kecerdasan tersebut
1.
Kecerdasan Verbal
(Bahasa)
Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh
kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan
bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.
Berkaitan dengan pelajaran bahasa.
William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq
Ismail, Hilman “Lupus” Hariwijaya merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan
kecerdasan ini hingga puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa,
sastrawan, orator pasti memiliki kecerdasan ini.
2.
Kecerdasan
Logika/Matematika
Bentuk kecerdasan ini termasuk yang
paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan
ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya dalam diri
ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli
matematika. Berkaitan dengan pelajaran matematika. Tokoh2 yang terkenal antara
lain Madame Currie, Blaise Pascal, B.J.
Habibie.
3.
Kecerdasan
Spasial/Visual
Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil
menghasilkan imaji mental dan
menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu
mencipta ulang dunia visual. Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis,
pematung, programmer komputer, desainer,
arsitek. Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh yang dapat diceritakan
berkaitan dengan kecerdasan ini,
misalnya Picasso, Walt Disney, Garin Nugroho
4.
Kecerdasan
Tubuh/Kinestetik
Bentuk kecerdasan ini memungkinkan
terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil
dalam aktivitas2 seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela
diri dan memainkan drama. Sebut saja Michael Jordan, Martha Graham (penari
balet), Susi Susanti. Kecerdasan ini berkaitan dengan pejaran olahraga atau
kegiatan ekstrakurikuler seperti menari, bermain teater, pantomim.
5.
Kecerdasan
Musical/Ritmik
Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola
musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk
kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas unutk
mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak. Berkaitan
dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tokoh2 yang sudah mengembangkan kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly
Goeslow, Titik Puspa.
6.
Kecerdasan
Interpersonal
Bentuk kecerdasan ini wajib bagi tugas2
ditempat kerja seperti negosiasi dan menyediakan
umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn, sosiologi. Manajer,
konselor, terapis, politikus, mediator menunjukkan bentuk kecerdasan ini.
Mereka biasanya pintar membaca suasana hati, temperamen, motivasi dan maksud
orang lain. Abraham Lincoln dan Mahatma Gadhi memanfaatkan kecerdasan ini untuk
mengubah dunia.
7.
Kecerdasan
Intrapersonal
Bentuk kecerdasan ini merupakan
kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari
karakter dan kepribadian. Kita sering menamai kecerdasan ini dengan
kebijaksanaan. Berkaitan dengan jurusan
psikologi atau filsafat. Tokoh2 sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya
kecerdasan ini adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.
8.
Kecerdasan Naturalis
Kemampuan mengobservasi pola-pola alam
dan memahami sitem alamiah atau sistem buatan manusia.
C.
Kecerdasan majemuk implikasinya pada strategi pembelajaran
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik
Taktik, dan Model Pendekatan
pembelajaran : Titik tolak sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Ada dua
jenis pendekatan pembelajaran : Student
Centered Approach dan Teacher Centered Approach. Dari pendekatan
pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Newman dan Logan (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap
usaha, yaitu :
1.
Mengidentifikasi dan menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus
dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2.
Mempertimbangkan dan memilih jalan
pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3.
Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan
sasaran.
4.
Mempertimbangkan dan menetapkan
tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai
taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks
pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
- Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
- Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
- Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan
Sementara itu, Kemp (Wina
Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam
suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery
learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina
Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih
konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode
pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving
something” (Wina Senjaya (2008). Jadi,
metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5)
laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)
simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik
pembelajaran dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode eksperimen laboratorium, guru dapat menggunakan
teknik urutan kerja yang harus dilakukan siswa agar hasil eksperimen mampu
mengantarkan siswa pada hasil sesuai tujuan eksperimen.
Sementara taktik
pembelajaran merupakan gaya
seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu misalnya
pada eksperimen laboratorium dapat menggunakan taktik membandingkan hasil kontrol untuk mengarahkan
siswa pada hasil eksperimen.
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah
apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
dan teknik pembelajara
1.
KECERDASAN
VERBAL - LINGUISTIK
Lazim Dijumpai Pada Novelis, penyair,
penulis iklan, Penulis naskaH Orator,
Pemimpin politik, Editor.Jurnalis, Penulis pidato
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol adalah Sensitif
terhadap pola, Teratur, sistematis, Mampu beragumentasi, Suka mendengarkan,
membaca, dan menulis, Suka drama, puisi, buku. Mengeja dengan mudah, Suka
permainan kata, Punya ingatan tajam pada hal-hal sepele, Mempunyai kosa kata
yang kaya, Pembicara publik dan tukang debat andal, fasih dan ekspresif, pandai
menjelaskan sesuatu. Cara Mudah Dalam Belajar Bercerita,
Permainan ingatan nama atau tempat, Permainan kosa kata, Menggunakan tulisan
jurnal, Wawancara, Mengerjakan teka-teki, Permainan mengeja, Buat edit majalah
kelas, Debat, Diskusi.
Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Verbal Linguistik. Proses
pembelajaran yang mengembangkan intelegensi
verbal linguistic dapat merangsang perkembangan multi intelegensi dalam
setiap mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetahuan Alam. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran untuk mengembangkan intelegensi
verbal linguistic dalam dalam pembelajaran IPA adalah mendengarkan materi
yang akan dibahas dari kaset maupun dari informasi yang langsung disampaikan
oleh guru, diskusi kelas, membuat hasil laporan laporan pengamatan, melakukan
kegiatan wawancara, mencari bahan untuk melengkapi tugas, menulis karya ilmiah.
2.
KECERDASAN
MATEMATIS – LOGIS
Lazim Dijumpai Pada, ahli
matematika Ilmuwan, sarjana, pemburu binatang, penyelidik polisi, pengacara, akuntan.
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : Suka
berpikir abstrak, penjelasan logis, mengerjakan teka-teki, berhitung, komputer,
suka pada ketepatan, teratur, langkah demi langkah, menggunakan struktur logis,
sangat suka memecahkan masalah, sangat suka bereksperimen secara logis, suka
mencatat secara teratur, mencatat sesuatu dengan teratur, mencari pola dari
segala
a.
c.
d.
h.
3.
KECERDASAN
VISUAL – SPASIAL
Lazim Dijumpai Pada: Arsitek, pelukis, pemahat, navigator, pemain catur, ahli fisika, ahli strategi perang
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol: berpikir dengan gambar, menggunakan citra mental, menggunakan metafora, indra konfigurasi kuat, suka seni, menggambar, memahat, mudah baca grafik, peta, diagram arah, mengingat berdasarkan gambar, memiliki indra warna hebat, menggunakan semua indra untuk imajinasi, senang mengamati, kecerdasan visual-spasial tidak selalu muncul bersamaan
Cara Mudah Dalam Belajar: Gunakan gambar, diagram, peta, warna, grafik komputer, buat coretan simbol, padukan seni dengan mata pelajaran lain, gunakan peta belajar atau mind map, lakukan visualisasi, nonton atau buat video, gunakan ekspresi wajah, pindah ruangan untuk mendapat perspektif yang berbeda, buat pengelompokkan
b.
c.
4. KECERDASAN MUSIKAL
Lazim Dijumpai Pada : pemain drama, penggubah lagu, konduktor, penikmat
musik, penata rekaman, pembuat instrumen musik, penyelaras piano, budaya
tradisional (tanpa bahasa tulis)
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : sensitif
terhadap nada, irama dan wahana musik, sensitif terhadap kekuatan musik, sensitif
terhadap susunan musik rumit, bisa jadi amat spiritual, menyukai bunyi-bunyi
dari alam, menikmati mendengarkan musik
Cara Mudah Dalam Belajar : bermain
alat musik, belajar lewat lagu, gunakan konser aktif dan pasif, iringi dengan musik, bergabung dengan paduan
suara, menulis musik, padukan musik dengan bidang lain, ubah suasana hati
dengan musiK, mengarang musik di komputer
5. KECERDASAN FISIK ATAU KINESTETIS
Lazim Dijumpai Pada : penari,
aktor, atlet, juara olah raga,penemu, ahli mimik/ekspresi, ahli bedah,
karateka, pembalap, pekerja luar, montir.
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : memiliki
daya kontrol yang baik terhadap tubuh dan obyek, “timing” bagus, respons/refleks terlatih terutama terhadap
lingkungan fisik, belajar paling efektif
dengan bergerak dan melibatkan diri dengan kelompok, suka melakukan olahraga fisik, bermain, tampil
bekerja dengan tangan, suka menggunakan manipulasi, gampang mengingat apa yang
dilakukan, bermain dengan obyek, resah jika diam/pasif, berpikir mekanis
Cara Mudah Dalam Belajar :gunakan latihan fisik, gunakan tarian,
gerak dan drama, gunakan manipulasi dalam ilmu alam, matematika, lakukan
perubahan tata kelas, padukan gerak dengan semua mata pelajaran, gunakan model, mesin, kerajinan tangan Lakukan perjalanan lapangan
lakukan permainan kelas, bertepuk, ketukan kaki, loncat, dsb.
L
b.
d.
e.
f.
g.
i.
6.
KECERDASAN
INTERPERSONAL ATAU SOSIAL
Lazim Dijumpai Pada : politisi,
guru, pemimpin religius, penasehat, psikolog, penjual, manajer, relasi
publik, orang yang senang bergaul
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : kemampuan
negosiasi tinggi, mahir berhubungan dengan orang lain, tertarik pada pikiran
dan perasaan orang lain, peka terhadap reaksi dan suasanan hati orang lain, menikmati
berada di tengah banyak orang dan kegiatan bersama, punya banyak teman, mampu
berkomunikasi dengan baik, suka menengahi pertengkaran, suka bekerja sama, “membaca” situasi sosial dengan baik, terlibat
aktif dalam kegiatan masyarakat
Cara Mudah Dalam Belajar : belajar bersama, beri kesempatan untuk
sosialisasi, kegiatan “sharing” (berbagi), gunakan ketrampilan berhubungan dan
komunikasi, permainan percakapan, adakan pesta dan perayaan belajar, permainan
“cari jawaban” dari orang lain, kerja kelompok, ajari orang lain, gunakan sebab
akibat
a.
1. l
3.
4.
7. KECERDASAN
INTRAPERSONAL ATAU INTUITIF
Lazim Dijumpai Pada : novelis, penasihat, orang tua bijak, filosof, guru, mistikus, orang dengan kesadaran diri dalam
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : Sadar diri (kekuatan dan kelemahan), paham betul akan perasaan diri, sensitif terhadap nilai diri, sensitif terhadap tujuan hidup, memiliki kemampuan intuitif, memiliki motivasi diri (instrinsik), suka menyendiri, senang bekerja terpisah dari orang lain, ingin berbeda dari orang kebanyakan, senang merenungkan dan mengambil kesimpulan dari masa lalu pribadi, menghargai privasi dan ketenangan, kecakapan inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan mengakses sisi batiniah diri
Cara Mudah Dalam Belajar: lakukan pembicaraan “dari hati ke hati”, lakukan pengembangan diri untuk mendobrak rintangan belajar, lakukan tanya jawab, beri waktu untuk refleksi , studi mandiri, dengarkan intuisi anda, diskusikan, refleksikan atau tulis apa yang dialami dan dirasakan, buat catatan harian atau jurnal, kontrol proses belajar diri sendiri, ajarkan bertanya
d.
h.
i.
j.
8. KECERDASAN NATURALIS
Lazim Dijumpai Pada :petani, aktifis Green Peace, ahli botani dan biologi, ahli lingkungan hidup
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : mampu mengenali unsur alami, ingin hidup selaras dengan alam, punya segudang ide untuk konservasi alami, merasa dekat dengan alam, mampu ‘dekat’ dengan hewan, sensitif dengan tanda-tanda alam, peka terhadap ciri-ciri gejala alam, aktif dalam kegiatan menjaga lingkungan
Cara Mudah Dalam Belajar : belajar di udara terbuka, langsung menggunakan materi alam (tumbuhan, bebatuan, binatang peliharaan), hadirkan harmonisasi dengan unsur alam
a.
b.
c.
d.
e.
Kesimpulan
Pembelajaran adalah suatu proses
yang mengandung serentetan perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Howard menyebutnya sebagai
kecerdasan majemuk atau multiple intelligence.Mula-mula Howard
menemukan delapan kecerdasan, namun dalam perkembangan selanjutnya, ia berhasil
menemukan satu kecerdasan lagi. Sehingga sampai hari ini diperkirakan setiap
manusia memiliki sembilan jenis kecerdasan.Kesembilan jenis kecerdasan itu
adalah1. Kecerdasan Linguistik (word smart)2. Kecerdasan Spasial (picture
smart)3. Kecerdasan Matematis (logic smart)4. Kecerdasan
Kinestetis (body smart)5. Kecerdasan Musik (music smart6.
Kecerdasan Interpersonal (people smart)7. Kecerdasan Intrapersonal (self
smart)8.Kecerdasan Naturalis (nature smart)dan kecerdasan
eksistensialis. Setiap manusia memiliki semua jenis kecerdasan itu, namun hanya
ada beberapa yang dominan atau menonjol dalam diri seseorang.
Strategi pembelajaran berbasis muliple
intelligence, mendekatkan pembelajaran dengan pengembangan kecerdasan majemuk
siswa didik melalui model pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan konsep/materi
pembelajaran dan kondisi keragaman kecerdasan majemuk siswa.
No comments:
Post a Comment