Saturday, January 18, 2014

PEMBELAJARAN DENGAN IMPLIKASI KECERDASAN MAJEMUK

A.    Pendahuluan
Pembelajaran merupakan suatu perangkat kegiatan untuk terjadinya proses belajar, pada pendidikan di sekolah pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serentetan perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan pembelajaran dapatlah berjalan di sekolah apabila terjadi usaha menciptakan sistem kondisi dan lingkungan yang mampu memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat sejumlah tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran yang saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah satu komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses dalam pembelajaran akan menghadapi banyak kendala yang mengaburkan pencapaian tujuan pembelajaran.Dengan demikian proses pembelajaran terjadi timbal-balik antara guru dan murid
Pada pembelajaran terdapat subyek  belajar, merupakan individu yang memiliki otak, dari otak diperoleh kecerdasan. Otak manusia yang terbagi dua belahan kanan dan kirim dan tersusun dari beberapa lobus dan area, dari sinilah di dapat kecerdasan majemuk yangdi pelopori oleh Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Harvard University, menemukan bahwa sebenarnya manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan. Howard menyebutnya sebagai kecerdasan majemuk atau multiple intelligence.Mula-mula Howard menemukan delapan kecerdasan, namun dalam perkembangan selanjutnya, ia berhasil menemukan satu kecerdasan lagi. Sehingga sampai hari ini diperkirakan setiap manusia memiliki sembilan jenis kecerdasan.Kesembilan jenis kecerdasan itu adalah1. Kecerdasan Linguistik (word smart)2. Kecerdasan Spasial (picture smart)3. Kecerdasan Matematis (logic smart)4. Kecerdasan Kinestetis (body smart)5. Kecerdasan Musik (music smart6. Kecerdasan Interpersonal (people smart)7. Kecerdasan Intrapersonal (self smart)8.Kecerdasan Naturalis (nature smart) dan kecerdasan eksistensialis. Setiap manusia memiliki semua jenis kecerdasan itu, namun hanya ada beberapa yang dominan atau menonjol dalam diri seseorang.
B.     Kecerdasan Majemuk
Prinsip-prinsip utama dalam kecerdasan Majemuk
1.      Setiap orang memiliki sembilan kecerdasan.  Setiap orang memiliki kapasitas dalam sembilan kecerdasan yang berfungsi bersamaan dengan cara yang berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang mempunyai tingkatan sangat tinggi pada semua kecerdasan, ada yang cenderung rendah pada semua tingkatan. Umumnya berada di kedua kutub ekstrim ini, yaitu : sangat berkembang dalam sejumlah kecerdasan, cukup berkembang dalam kecerdasan tertentu, relatif agak terbelakang .
2.      Pada umumnya orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai tingkat penguasaan memada
3.      Kecerdasan umumnya bekerja bersamaan (simultan) dengan cara yang kompleks
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain. 
4.      Ada banyak cara untuk cerdas dalam setiap kategori. Kecerdasan majemuk menekankan keanekaragaman cara manusia menunjukkan bakatnya, baik dalam kecerdasan tertentu maupun antar kecerdasan.
SYARAT POKOK YANG HARUS DIPENUHI SETIAP KATEGORI KECERDASAN
1.      Ada wilayah primer dalam sistem neorologis yang bekerja dominan untuk satu aspek kecerdasan. Contoh : Verbal - Linguistik di bagian lobus temporal kiri dan depan, Musikal di lobus temporal kanan.
2.      Ada komponen inti dari kompetensi atau kecerdasan ini. Contoh : Kinestetis kompetensinya mampu mengontrol gerak tubuh dan mahir mengelola objek, Interpersonal mampu mencerna dan merespon suasana hati dan motivasi lawan bicara.
3.      Ada sistem simbol yang khas. Contoh : Verbal - Linguistik menggunakan simbol fonetis, Matematis – Logis menggunakan bahasa komputer, Musikal menggunakan notasi musik, Naturalis menggunakan sistem klasifikasi spesies, dsb.
4.      Ada kegiatan budaya tertentu yang merepresentasikan kecerdasan ini. Contoh : budaya bicara dan sastra untuk Verbal - Linguistik, penentuan ilmiah untuk Matematis – Logis.
5.      Ada peta perkembangan yang khas dari setiap kecerdasan. Contoh : Musikal bisa berkembang sejak dini dan cenderung menetap sampai tua, Matematis - Logis memuncak pada masa remaja, dsb
6.      Bukti – bukti kondisi akhir terbaik. Contoh : Verbal - Linguistik seorang orator atau sastrawan, Kinestetis seorang atlit legendaris, Naturalis seorang peneliti alam atau ahli biologi, dsb.
7.      Ada bukti asal-usul revolusioner. Contoh : Matematis - Logis dengan bukti sistem angka dan kalender, Interpersonal dengan hidup berkelompok karena kebutuhan berburu, Visual - Spasial dengan gambar di gua–gua.
8.      Kemampuan spesies lain. Contoh : Matematis – Logis seperti lebah menghitung jarak dengan tarian spasial atau teritorial sejumlah spesies
9.      Faktor historis terhadap keadaan dunia saat ini. Contoh : Kecerdasan Interpersonal dibutuhkan untuk usaha jasa, Kecerdasan Verbal - Linguistik mencirikan bahwa komunikasi lisan dan tulisan penting untuk berbagai bidang kehidupan.
BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN.
1.      Faktor Biologis, faktor keturunan atau genetis, luka atau cedera otak sebelum, selama dan sesudah kelahiran.
2.      Sejarah Hidup Pribadi, pengalaman dengan orang tua, guru, teman sebaya, kawan-kawan dan orang lain, baik yang membangkitkan maupun yang menghambat pengembangan kecerdasan.
3.      Latar Belakang Kultural dan Historis, waktu dan tempat dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi perkembangan historis atau kultural di tempat-tempat lain.
Bentuk kecerdasan dari masing-masing Kecerdasan Majemuk yang di katkan dengan pembelajaran serta contoh tokoh yang memiliki kecerdasan tersebut
1.      Kecerdasan Verbal (Bahasa)
Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.
Berkaitan dengan pelajaran bahasa. William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail, Hilman “Lupus” Hariwijaya merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan kecerdasan ini hingga puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa, sastrawan, orator pasti memiliki kecerdasan ini.
2.      Kecerdasan Logika/Matematika
Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli matematika. Berkaitan dengan pelajaran matematika. Tokoh2 yang terkenal antara lain Madame  Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie.
3.      Kecerdasan Spasial/Visual
Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu mencipta ulang dunia visual. Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis, pematung, programmer komputer,  desainer, arsitek. Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh yang dapat diceritakan berkaitan  dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Walt Disney, Garin Nugroho
4.      Kecerdasan Tubuh/Kinestetik
Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas2 seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama. Sebut saja Michael Jordan, Martha Graham (penari balet), Susi Susanti. Kecerdasan ini berkaitan dengan pejaran olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler seperti menari, bermain teater, pantomim.
5.      Kecerdasan Musical/Ritmik
Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas unutk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak. Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tokoh2 yang sudah mengembangkan  kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, Titik Puspa.
6.      Kecerdasan Interpersonal
Bentuk kecerdasan ini wajib bagi tugas2 ditempat kerja seperti negosiasi dan  menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn, sosiologi. Manajer, konselor, terapis, politikus, mediator menunjukkan bentuk kecerdasan ini. Mereka biasanya pintar membaca suasana hati, temperamen, motivasi dan maksud orang lain. Abraham Lincoln dan Mahatma Gadhi memanfaatkan kecerdasan ini untuk mengubah dunia.
7.      Kecerdasan Intrapersonal
Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan.  Berkaitan dengan jurusan psikologi atau filsafat. Tokoh2 sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya kecerdasan ini adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.
8.      Kecerdasan Naturalis
Kemampuan mengobservasi pola-pola alam dan memahami sitem alamiah atau sistem buatan manusia.
C.    Kecerdasan majemuk implikasinya pada strategi pembelajaran
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik Taktik, dan Model Pendekatan pembelajaran : Titik tolak sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Ada dua jenis pendekatan pembelajaran : Student Centered Approach dan Teacher Centered Approach. Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1.      Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2.      Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3.      Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4.      Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
  1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
  2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
  4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something(Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode eksperimen laboratorium, guru dapat menggunakan teknik urutan kerja yang harus dilakukan siswa agar hasil eksperimen mampu mengantarkan siswa pada hasil sesuai tujuan eksperimen.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu misalnya pada eksperimen laboratorium dapat menggunakan taktik  membandingkan hasil kontrol untuk mengarahkan siswa pada hasil eksperimen.
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajara
1.      KECERDASAN VERBAL - LINGUISTIK
Lazim Dijumpai Pada Novelis, penyair, penulis iklan, Penulis naskaH Orator,  Pemimpin politik, Editor.Jurnalis, Penulis pidato
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol adalah Sensitif terhadap pola, Teratur, sistematis, Mampu beragumentasi, Suka mendengarkan, membaca, dan menulis, Suka drama, puisi, buku. Mengeja dengan mudah, Suka permainan kata, Punya ingatan tajam pada hal-hal sepele, Mempunyai kosa kata yang kaya, Pembicara publik dan tukang debat andal, fasih dan ekspresif, pandai menjelaskan sesuatu. Cara Mudah Dalam Belajar Bercerita, Permainan ingatan nama atau tempat, Permainan kosa kata, Menggunakan tulisan jurnal, Wawancara, Mengerjakan teka-teki, Permainan mengeja, Buat edit majalah kelas, Debat, Diskusi.
Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Verbal Linguistik. Proses pembelajaran yang mengembangkan intelegensi verbal linguistic dapat merangsang perkembangan multi intelegensi dalam setiap mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetahuan Alam.  Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pembelajaran untuk mengembangkan intelegensi verbal linguistic dalam dalam pembelajaran IPA adalah mendengarkan materi yang akan dibahas dari kaset maupun dari informasi yang langsung disampaikan oleh guru, diskusi kelas, membuat hasil laporan laporan pengamatan, melakukan kegiatan wawancara, mencari bahan untuk melengkapi tugas, menulis karya ilmiah.
2.      KECERDASAN MATEMATIS – LOGIS
Lazim Dijumpai Pada, ahli matematika Ilmuwan, sarjana, pemburu binatang, penyelidik polisi, pengacara, akuntan. Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : Suka berpikir abstrak, penjelasan logis, mengerjakan teka-teki, berhitung, komputer, suka pada ketepatan, teratur, langkah demi langkah, menggunakan struktur logis, sangat suka memecahkan masalah, sangat suka bereksperimen secara logis, suka mencatat secara teratur, mencatat sesuatu dengan teratur, mencari pola dari segala
Penerapan Intelegensi Logika Matematika dalam pembelajaran IPA dapat melalui beberapa cara, yaitu
a.        Metoda Ilmiah
Metoda ilmiah adalah suatu cara untuk menemukan produk ilmiah dengan langkah-langkah yang logis dan matematis. Proses umum metode ilmiahsecara empiris adalah: menemukan masalah, menyusun hipotesa atau dugaan sementara, menguji hipotesis dengan melakukan percobaan, Menarik kesimpulan, menguji kesimpulan.
b.       Berfikir secara Ilmiah berdasarkan Kurikulum.
c.        Logika Deduktif.
Logika deduktif adalah cara berfikir dengan menguraikan konsep yang umum ke konsep yang khusus.
Contohnya :
a.         Silogisme adalah argument yang tersusun dari dasar pemikiran dan kesimpulan.
b.        Diagram Venn, menggunakan lingkaran yang saling melengkapi untuk membandingkan sekumpulan informasi
c.         Logika Induktif
Logika induktif adalah cara berfikir seseorang dengan mempertimbangkan kenyataan fakta khusus kepada kasimpulan umum dengan menggunakan analogi
d.        Meningkatkan belajar dan berfikir.
e.         Meningkatkan berfikir siswa, guru dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran.
f.         Proses berfikir secara matematika.
Matematika mata pelajaran yang khusus berfikir abstrak dan sulit, sehingga anak tidak tertarik. Untuk itu guru dapat menyusun pembelajaran dengan pola gambar, grafik, dan pembuatan kode untuk menimbulkan keingintahuan.
g.        Bekerja dengan angka-angka.
Siswa yang menyukai ketelitian akan menemukan kesenangan bekerja dengan angka-angka seperti pengukuran, peluang, masalah-masalah dalam bentuk cerita.
h.        Teknologi yang meningkatkan intelegensi logi-matematika. Siswa dapat belajar dengan efektif dengan menggunakan software yang menarik.
3.      KECERDASAN VISUAL – SPASIAL
Lazim Dijumpai Pada: Arsitek, pelukis, pemahat, navigator, pemain catur, ahli fisika, ahli strategi perang
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol: berpikir dengan gambar, menggunakan citra mental, menggunakan metafora, indra konfigurasi kuat, suka seni, menggambar, memahat, mudah baca grafik, peta, diagram arah, mengingat berdasarkan gambar, memiliki indra warna hebat, menggunakan semua indra untuk imajinasi, senang mengamati, kecerdasan visual-spasial tidak selalu muncul bersamaan
Cara Mudah Dalam Belajar: Gunakan gambar, diagram, peta, warna, grafik komputer, buat coretan simbol, padukan seni dengan mata pelajaran lain, gunakan peta belajar atau mind map, lakukan visualisasi, nonton atau buat video, gunakan ekspresi wajah, pindah ruangan untuk mendapat perspektif yang berbeda, buat pengelompokkan
 Proses Belajar yang Mengembangkan Intelegensi Visual Spasial. Proses belajar ini merupakan suatu proses yang mengembangkan kemampuan persepsi. Imajinasi dan estesti dalam buku Mc.Kim Experience in Visual thinking. Mengidentifikasi 3 komponen yang luas dari gambaran visual :
a.      Gambaran eksternal yang kita rasakan
b.      Gambaran internal yang kita impikan / kita bayangkan.
c.       Gambaran yang kita ciptakan melalui gambar yang tak beraturan.
4.      KECERDASAN MUSIKAL
Lazim Dijumpai Pada : pemain drama, penggubah lagu, konduktor, penikmat musik, penata rekaman, pembuat instrumen musik, penyelaras piano, budaya tradisional (tanpa bahasa tulis)
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : sensitif terhadap nada, irama dan wahana musik, sensitif terhadap kekuatan musik, sensitif terhadap susunan musik rumit, bisa jadi amat spiritual, menyukai bunyi-bunyi dari alam, menikmati mendengarkan musik
Cara Mudah Dalam Belajar : bermain alat musik, belajar lewat lagu, gunakan konser aktif dan pasif,  iringi dengan musik, bergabung dengan paduan suara, menulis musik, padukan musik dengan bidang lain, ubah suasana hati dengan musiK, mengarang musik di komputer
Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Musik. Musik memilki kaitan yang erat dengan emosional seseorang, yaitu: memberikan suasana yang ramah ketika siswa memasuki ruangannya, menawarkan efek yang meredakan setelah melakukan aktivitas fisik, melancarkan peralihan antar kelas, membangkitkan kembali energy yang mulai sedikit, mengurangi strees, menciptakan suasana positif di sekolah.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembagkan intelegensi music di sekolah adalah:
a. Memasang music latar yang lembut dan universal di sekolah.
b.     Melalui pembelajaran masing-masing bidang studi yang ada di sekolah.
          Misalnya: menciptakan lagu-lagu yang bertemakan materi yang sedang diajarkan
5.      KECERDASAN FISIK ATAU KINESTETIS
Lazim Dijumpai Pada : penari, aktor, atlet, juara olah raga,penemu, ahli mimik/ekspresi, ahli bedah, karateka, pembalap, pekerja luar, montir.
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : memiliki daya kontrol yang baik terhadap tubuh dan obyek,  “timing” bagus,  respons/refleks terlatih terutama terhadap lingkungan fisik,  belajar paling efektif dengan bergerak dan melibatkan diri dengan kelompok,  suka melakukan olahraga fisik, bermain, tampil bekerja dengan tangan, suka menggunakan manipulasi, gampang mengingat apa yang dilakukan, bermain dengan obyek, resah jika diam/pasif, berpikir mekanis
Cara Mudah Dalam Belajar :gunakan latihan fisik, gunakan tarian, gerak dan drama, gunakan manipulasi dalam ilmu alam, matematika, lakukan perubahan tata kelas, padukan gerak dengan semua mata pelajaran,  gunakan model, mesin,  kerajinan tangan Lakukan perjalanan lapangan lakukan permainan kelas, bertepuk, ketukan kaki, loncat, dsb.
Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Kinestetik.
Ada bermacam-macam aktivitas tectile-kinestetik yang bertujuan untuk mempertinggi pembelajaran siswa di segala usia, yaitu:
a.    Lingkungan fisik : daerah ruang kelas, dalam merencanakan ruang kelas, para pengajar membuat ruangan yang bisa membuat perasaan siswa menjadi senang.
b.    Drama : teater, permainan peran, drama kreatif, simulasi ( keadaan yang meniru ) keadaan sebenarnya.
c.    Gerak kreatif : memahami pengetahuan jasmaniah, memperkenalkan aktifitas gerak kreatif,menerapkan gerak kreatif keahlian dasar, menciptakan isi yang lebih terarah dari aktivitas gerakan
d.   Tari : bagian-bagian tari, rangkaian pembelajaran melalui tari.
e.    Memainkan alat-alat : kartu-kartu tugas,teka-teki kartu tugas, menggambar alat-alat tambahan, membuat tanda-tanda bagi ruang kelas.
f.     Permainan ruangan kelas : Binatang buruan ( binatang pemakan bangkai) permainan-permainan lantai besar, permainan-permainan merespon gerak fisik secara meanyeluruh, permainan mengulang hal yang umum.
g.    Pendidikan fisik : karakteristik dari seorang pengajar ( tentang ) fisik , pendidikan petualang, jaringan laba-laba, piramida sepuluh orang, petualangan-petuangan sepuluh orang.
h.    Kesempatan-kesempatan latihan.
i.      Perjalanan ke alam bebas.
6.      KECERDASAN INTERPERSONAL ATAU SOSIAL
Lazim Dijumpai Pada : politisi, guru,  pemimpin religius,  penasehat, psikolog, penjual, manajer, relasi publik, orang yang senang bergaul
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : kemampuan negosiasi tinggi, mahir berhubungan dengan orang lain, tertarik pada pikiran dan perasaan orang lain, peka terhadap reaksi dan suasanan hati orang lain, menikmati berada di tengah banyak orang dan kegiatan bersama, punya banyak teman, mampu berkomunikasi dengan baik, suka menengahi pertengkaran,  suka bekerja sama,  “membaca” situasi sosial dengan baik, terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat
Cara Mudah Dalam Belajar : belajar bersama, beri kesempatan untuk sosialisasi, kegiatan “sharing” (berbagi), gunakan ketrampilan berhubungan dan komunikasi, permainan percakapan, adakan pesta dan perayaan belajar, permainan “cari jawaban” dari orang lain, kerja kelompok, ajari orang lain, gunakan sebab akibat
Proses belajar yang mengembangkan Intelegensi Interpersonal.
a.       Membangun lingkungan interpersonal yang positif. Kriteria group yang efektif :
1.      lingkungan kelas hangat dan terbuka.
2.      Guru dan siswa bersama-sama membuat tata tertib dan sanksi berdasarkan kemanusiaan
3.      Proses pembelajaran saling ketergantungan yaitu melakukan peran aktif dan kontribusi darai semua siswa.
4.      Belajar bertujuan untuk belajar dari kurikulum, dari teman dan dari pengalaman.
5.      Tugas dan tanggung jawab dibagi rata, sehingga setiap anggota kelas merasa penting dalam kelas.
b.      Pembelajaran kolaboratif
c.       Penanganan konflik
d.      Belajar melalui tugas sosial / jasa.
e.       Menghargai perbedaan.
f.       Membangun persfektif yang beragam.
g.      Pemecahan masalah global dan local dalam pendidikan multicultural.
h.      tekhnologi yang meningkatkan intelegensi interpersona
7.      KECERDASAN INTRAPERSONAL ATAU INTUITIF
Lazim Dijumpai Pada : novelis, penasihat,  orang tua bijak, filosof, guru, mistikus, orang dengan kesadaran diri dalam
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : Sadar diri (kekuatan dan kelemahan),  paham betul akan perasaan diri,  sensitif terhadap nilai diri, sensitif terhadap tujuan hidup, memiliki kemampuan intuitif, memiliki motivasi diri (instrinsik), suka menyendiri, senang bekerja terpisah dari orang lain, ingin berbeda dari orang kebanyakan, senang merenungkan dan mengambil kesimpulan dari masa lalu pribadi,  menghargai privasi dan ketenangan, kecakapan inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan mengakses sisi batiniah diri 
Cara Mudah Dalam Belajar:  lakukan pembicaraan “dari hati ke hati”, lakukan pengembangan diri untuk mendobrak rintangan belajar, lakukan tanya jawab,  beri waktu untuk refleksi , studi mandiri,  dengarkan intuisi anda, diskusikan, refleksikan atau tulis apa yang dialami dan dirasakan, buat catatan harian atau jurnal, kontrol proses belajar diri sendiri, ajarkan bertanya
Proses Belajar yang Mengembangkan Intelegensi Intrapersonal.
a.       Membangun suatu lingkungan untuk mengembangkan pengetahuan diri
b.      Penopang penghargaan diri
c.       Penyusunan dan pencapaian tujuan
d.      Keterampilan berfikir.
e.       Pendidikan keterampilan emosional dalam kelas
f.       Penulisan jurnal
g.      Mengetahui diri sendiri melalui orang lain
h.      Merefleksikan ketakjupan dan tujuan hidup.
i.        Belajar mengarahkan diri sendiri.
j.        Teknologi yang mempertinggi intelegensi interpersonal
8.      KECERDASAN NATURALIS
Lazim Dijumpai Pada :petani, aktifis Green Peace, ahli botani dan biologi, ahli lingkungan hidup
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol : mampu mengenali unsur alami, ingin hidup selaras dengan alam, punya segudang ide untuk konservasi alami, merasa dekat dengan alam, mampu ‘dekat’ dengan hewan, sensitif dengan tanda-tanda alam, peka terhadap ciri-ciri gejala alam, aktif dalam kegiatan menjaga lingkungan
Cara Mudah Dalam Belajar : belajar di udara terbuka,  langsung menggunakan materi alam (tumbuhan, bebatuan, binatang peliharaan), hadirkan harmonisasi dengan unsur alam
Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Naturalisme. Proses pembelajaran ini merupakan suatu proses yang mengembangkan kemampuan naturalism pada siswa yaitu :
a.       Menata lingkungan sekolah yang hijau dan asri.
b.       Dalam mempelajari materi yang berhubungan dengan klasifikasi tumbuhan, ekosistem, pencemaran lingkungan siswa diajak langsung kea lam.
c.        Sekolah menyediakan alat bantu pelajaran seperti torso dan charta tentang organ-organ tubuh manusia.
d.       Menerapkan pelajaran pertanian atau perikanan yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
e.        Sekolah mengembangkan proses pembelajaran yang dapat membangkitkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.
Kesimpulan
Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serentetan perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Howard menyebutnya sebagai kecerdasan majemuk atau multiple intelligence.Mula-mula Howard menemukan delapan kecerdasan, namun dalam perkembangan selanjutnya, ia berhasil menemukan satu kecerdasan lagi. Sehingga sampai hari ini diperkirakan setiap manusia memiliki sembilan jenis kecerdasan.Kesembilan jenis kecerdasan itu adalah1. Kecerdasan Linguistik (word smart)2. Kecerdasan Spasial (picture smart)3. Kecerdasan Matematis (logic smart)4. Kecerdasan Kinestetis (body smart)5. Kecerdasan Musik (music smart6. Kecerdasan Interpersonal (people smart)7. Kecerdasan Intrapersonal (self smart)8.Kecerdasan Naturalis (nature smart)dan kecerdasan eksistensialis. Setiap manusia memiliki semua jenis kecerdasan itu, namun hanya ada beberapa yang dominan atau menonjol dalam diri seseorang.
Strategi pembelajaran berbasis muliple intelligence, mendekatkan pembelajaran dengan pengembangan kecerdasan majemuk siswa didik melalui model pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan konsep/materi pembelajaran dan kondisi keragaman kecerdasan majemuk siswa.

No comments: