Sunday, December 22, 2013

Teori Pengecatan Kendaraan (Bab V)

BAB V
PEMERIKSAAN KUALITAS HASIL PENGECATAN

5.1. METODE PENGUJIAN KUALITAS PENGECATAN
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengujian kualitas cat, yakni meliputi :

5.1.1. Ketebalan (thickness)
Yaitu untuk mengetahui ketebalan lapisan film cat di permukaan benda yang dicat. Standar ketebalan cat stoving berkisar 35µ - 55µ sebagai dasar dalam melakukan pengujian. Pengujian hanya dapat dilakukan pada logam (metal).

5.1.2. Visual
Yaitu untuk melihat visual lapisan film cat yang meliputi kerusakan-kerusakan pengecatan yang dapat diketahui secara visual. Misalnya : popping, pin hole, orange peel, cratering (lubang kawah), mottling (beda warna), sagging (meler), dry spray , kotor, cat berbintik-bintik dan lain-lain.

      1. Gloss
Yaitu untuk mengetahui tingkat mengkilapnya lapisan film cat.

      1. Daya tutup (hidding power)
Yaitu untuk mengetahui kemampuan daya tutup cat, dimana semakin tinggi hiding power-nya maka semakin tipis lapisan cat yang dibutuhkan untuk menutup permukaan part yang dicat, demikian pula sebaliknya semakin rendah hiding power-nya maka semakin tebal lapisan film cat yang dibutuhkan untuk menutup permukaan part yang dicat. Standar ketebalan (thickness) untuk cat solid 15µ.

      1. Kerekatan (adhesion)
Yaitu untuk mengukur tingat kerekatan part pada benda kerja baik metal maupun plastik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengelupasan pada part yang sudah di cat. Pengujian dilakukan dengan metode cross cut.


      1. Kekerasan (hardness)
Yaitu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan lapisan cat pada part.

      1. Rubbing
Yaitu untuk mengetahui ketahanan lapisan film cat terhadap bensin/premium. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya luntur pada saat dilakukan pada pencucian atau terkena bensin pada part.

      1. Bending test
Yaitu untuk mengetahui kemampuan cat terhadap daya lenturan. Tujuannya untuk mencegah agar part yang sudah dilapisi cat tidak terjadi keretakan/terkelupas apabila terjadi benturan yang berakibat penyok.

      1. Gasoline resistance
Yaitu untuk mengetahui daya tahan cat terhadap rendaman bensin/premium.

      1. Corrosion resistance
Pengujian ini disebut juga dengan “salt spray” yaitu pengujian cat yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan cat menahan timbulnya karat. Test ini khusus untuk test cat stoving (metal).

      1. Blister test
Pengujian ini beretujuan untuk keadaan korosi yang terjadi pada permukaan plat sebelum dicat. Blister test dilakukan pada temperatur 70˚C – 80˚C.

      1. Non volatine (NV) test/pengujian total solid
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah/berat bahan baku cat (coating weight)
Rumus yang dipakai dalam pengujian Non volatine adalah :
A = B/S x 100%
A = Total solid (Non volatine)
B = Berat sesudah di oven (gr)
C = Berat sebelum di oven (gr)
      1. Coating weight test
Yaitu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui jumlah/berat phosphate yang menempel pada logam pada proses phosphating
Rumus yang dipakai dalampengujian coating weight adalah :
C = (A-B/2 x L) x 1mm2
C = Hasil coating weight
A = Berat part yang di-phosphat (gr)
B = Berat part setelah dilarutkan (gr)
L = Luas part (mm2)

5.2. CACAT PENGECATAN DAN PENYEBABNYA
Pada proses pengecatan sering djumpai banyak kesalahan yang disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh. Adapun kesalahan-kesalahan dalam pengecatan dan faktor penyebabnya secara lebih rinci akan dijelaskan dalam bagian berikut.

5.2.1. Popping dan pin hole (lubang jarum)
a. Popping
Popping adalah benjolan-benjolan kecil pada lapisan cat kering yang jika diperhatikan lebih seksama akan kelihatan seperti lubang-lubang kecil diatas benjolan tersebut.
b. Pin hole (lubang jarum)
Pin hole merupakan lubang-lubang kecil seperti lubang jarum pada lapisan cat yang kering.
Gambar 5.1 Cacat Popping dan Pin Hole

Penyebabnya :
a. Lapisan cat terlalu tebal dengan waktu tunggu antar pelapisan terlalu singkat.
b. Viskositas terlalu tinggi
c. Volume cat yang keluar dari alat semprot (spray gun) banyak dan cepat.
d. Waktu tunggu sebelum pembakaran yang terlalu cepat.
e. Suhu tingkat permulaan oven terlalu tinggi.
f. Pemakaian thinner yang kurang sesuai.

5.2.2. Orange peel (kulit jeruk)
Orange peel yaitu permukaan lapisan cat tidak rata dan bergelombang seperti kulit jeruk.
Gambar 5.2 Cacat Orange Peel
Penyebabnya :
a. Viskositas semprot terlalu tinggi.
b. Volume cat yang keluar dari alat semprot (spray gun) terlalu besar.
c. Jarak alat semprot (spray gun) ke permukaan benda yang dicat terlalu dekat.
d. Tekanan udara penyemprotan terlalu tinggi.

5.2.3. Daya lekat kurang baik (mengelupas)
Kerusakan cat ini ditunjukkan dengan lapisan cat yang mudah terkelupas jika ditarik dengan cellotape atau tape yang lain.
Gambar 5.3 Cat Mudah Mengelupas
Penyebabnya :
a. Adanya kontaminan seperti : minyak, grease, air, sisa pengamplasan pada permukaan di bawahnya.
b. Pretreatment kurang sempurna
c. Jarak waktu yang terlalu lama antara pretreatment dan pengecatan
d. Pemanasan pada oven terlalu berlebihan (waktu terlalu lama atau suhu terlalu tinggi) dari lapisan sebelumnya atau lapisan yang sedang dikerjakan.
e. Cat yang dipakai tidak sesuai dengan cat dari lapisan sebelumnya.
f. Pemakaian thinner yang kurang sesuai.

5.2.4. Cratering (Lubang kawah)
Cratering merupakan salah satu kerusakan pengecatan yang ditandai dengan terjadinya kawah-kawah kecil pada permukaan lapisan cat yang menyebar secara merata pada daerah yang terkena.
Gambar 5.4 Lubang kawah


Penyebabnya :
a. Adanya kontaminan seperti : minyak, air, grease pada permukaan dibawahnya.
b. Percikkan air dari spray booth.
c. Air dan minyak dari selang udara ke spray gun.
d. Pengaruh debu semprotan (spray dust) pada cat yang belum kering yang berasal dari cat lain dari penyemprotan sebelumnya atau sesudahnya.
e. Kontaminasi pada cat itu sendiri.

5.2.5. Mottling
Pada permukaan lapisan cat terdapat bercak-bercak yang tidak seragam (untuk cat metalik) atau terdapat daerah yang berwarna lebih gelap dan tidak beraturan (untuk cat warna).
Gambar 5.5 Mottling
Penyebabnya :
a. Viskositas semprot terlalu tinggi sehingga menyebabkan lapisan thinner terlalu basah.
b. Thinner terlalu lambat menguap.
c. Tekanan atomisasi terlalu rendah.
d. Pola cat yang keluar dari alat semprot (spray gun) terlalu sempit.
e. Kecepatan cat yang keluar dari alat semprot (spray gun) terlalu tinggi.
f. Lapisan cat terlalu tebal dan tidak rata.
g. Alat semprot (spray gun) terlalu dekat dengan permukaan yang disemprot.
5.2.6. Sagging (meleleh/running)
Pada permukaan cat tidak rata dan pada bagian tertentu catnya sangat tebal. Hal ini terdapat pada permukaan yang tegak atau menyudut.
Gambar 5.6 Meleleh/meler
Penyebabnya :
a. Terlalu banyak thinner yang lambat menguap.
b. Lapisan cat terlalu tebal
c. Cat disemprotkan terlalu sering tanpa waktu tunggu yang cukup antara pelapisan yang satu dengan lapisan berikutnya.
d. Alat semprot (spray gun) terlalu dekat dengan permukaan yang disemprot.
e. Tekanan udara rendah.
f. Cairan yang keluar dari alat semprot (spray gun) terlalu banyak.
g. Viskositas cat penyemprotan terlalu rendah.

5.2.7. Dry spray
Pada permukaan part yang dicat terjadi kasar dan tidak rata.
Gambar 5.7 Dry Spray
Penyebabnya :
a. Thinner/pengencer terlalu cepat menguap.
b. Viskositas terlalu rendah.
c. Tekanan udara penyemprotan terlalu tinggi
d. Lapisan terlalu tinggi (ketebalan lapisan kurang)
e. Alat semprot (spray gun) terlalu jauh dari permukaan yang disemprot.
f. Alat semprot (spray gun) digerakkan terlalu cepat.

5.2.8. Beda warna
Warna yang dihasilkan oleh cat tidak sesuai dengan standar warna.
Gambar 5.8 Beda Warna
Penyebabnya :
a. Adanya endapan dalam drum atau tangki karena tidak diaduk atau pengadukan yang kurang sempurna.
b. Lapisan cat terlalu tinggi sehingga kelihatan cat dasarnya.
c. Teknik penyemprotan yang kurang benar, terutama pada cat metalik
d. Proses pengecatan yang berbeda dari satu bagian dengan bagian yang lainnya.
e. Adanya kontaminasi pada peralatan semprot (spray gun) yang berasal dari warna yang dipakai sebelumnya.
f. Adanya kontaminasi antara cat atau thinner yang dipakai.
g. Penambahan katalis tanpa mengatur kembali teknik penyemprotannya. Penambahan katalis sering kali memerlukan karakteristik semprot yang berbeda.
5.29. Said scratches/sanding mark (goresan amplas)
Lapisan cat yang kurang mengkilap dan cacat cat dasar atau logam membayang pada permukaan. Lapisan cat biasanya rata tanpa ada kulit jeruk.
Gambar 5.9 Sanding Mark
Penyebabnya :
a. Lapisan cat terlalu tipis
b. Cat dasar diamplas dengan amplas yang terlalu kasar.
c. Menekan terlalu keras pada saat mengamplas.
d. Cat dasar kurang kering.
e. Goresan-goresan yang kasar pada logam.

5.2.10. Kurang mengkilap
Permukaan lapisan cat kurang mengkilap dan kurang memantulkan sinar.
Gambar 5.10 Kurang Mengkilap
Penyebabnya :
a. Mengecat diatas permukaan yang mengandung air.
b. Memakai thinner yang bermutu rendah dan terlalu cepat menguap, sehingga permukaan lapisan cat terlalu cepat mengering dan sebagian thinner terjebak di bawahnya.
c. Lapisan cat terlalu tipis.
d. Permukaan lapisan cat rata dan berkulit jeruk (teknik penyemprotan kurang benar).
e. Pemakain cat dasar kasar, berkulit jeruk dan mempunyai bekas amplas yang kasar.
f. Kelembaban ruangan terlalu tinggi.

5.2.11. Dirty (Kotor)
Adanya partikel yang ukuran dan bentuknya tidak sama pada daerah yang mengalaminya.
Gambar 5.11 Kotor
Penyebabnya :
a. Kesalahan pada penyaringan cat.
b. Cat-cat yang sudah mengeras pada selang atau peralatan semprot yang lain.
c. Kurangnya perawatan pada oven dan booth :
- Filter tidak dibersihkan secara berkala
- Sirkulasi udara tidak benar
- Kipas tidak dibersihkan atau macet
d. Daerah pengecatan dan sekitarnya kurang bersih
e. Cat atau thinner sudah terkontaminasi
f. Debu-debu dari pengamplasan sebelumnya yang belum dibersihkan.
g. Permukaan sebelum pengecatan kurang bersih.

5.2.12. Cat lunak
Lapisan cat mudah tergores dengan kuku dan tidak tahan terhadap pelarut/thinner.
Gambar 5.12 Cat Lunak
Penyebabnya :
a. Temperatur oven terlalu rendah
b. Lapisan cat terlalu tebal
c. Jumlah katalis yang dipakai kurang, untuk cat yang memakai katalis (Top coat ).

5.2.13. Cat berbintik-bintik (seeding)
Adanya pertikelpartikel yang mempunyai ukuran dan bentuk yang sama yang terdistribusi secara merata pada lapisan cat.
Gambar 5.13 Cat Berbintik-bintik
Penyebabnya :
a. Lapisan cat terlalu tipis.
b. Cat tidak disaring.
c. Adanya kesalahan pada penyaringan cat.

No comments: