Sunday, December 22, 2013

Teori Pengecatan Kendaraan (Bab VI)

BAB VI
PENGECATAN ULANG

6.1. Peralatan dan Bahan
Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam pengecatan ulang antara lain : amplas, masking, primer, putty/dempul, surfacer (cat dasar), Top coat , top coat (lapisan atas/cat warna), compound, polishing, clear/gloss dll.

6.1.1. Amplas
Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Ukuran kekasaran amplas diunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik amplas. Semakin besar angkanya, semakin halus dan rapat susunan pasir amplas.
Berikut beberapa klasifikasi dari amplas :
a. Klasifikasi bentuk
Berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll dan lembaran ada berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang.
b. Klasifikasi cara pemasangan
Berdasarkan klasifikasinya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.
c. Klasifikasi material
Berdasarkan material ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium. Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup.
Pada amplas tipe lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi tersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
d. Klasifikasi grit (kekerasan)
Nomor grit tercetak di balik amplas. Semakin besar angkanya, semakin halus dan rapat susunan pasir amplas.

Amplas (sand paper) berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya.
1) Klasifikasi Bentuk
Berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi panjang.
2) Klasifikasi cara pemasangan
Berdasarkan klasifikasi cara pemasangannya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.
3) Klasifikasi material
Berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium.
Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing. Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif keras.
Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
4) Klasifikasi Grit (kekerasan)
Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Makin besar nomor grit, makin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah
memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebabitu, yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditiggalkan oleh amplas terdahulu.
Di samping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif, partikel abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena fleksibilitasnya, maka material ini sangat sesuai untuk pekerjaan sanding permukaan yang memiliki konfigurasi panel relatif komplek (rumit), yang tidak mudah dijangkau oleh amplas. Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering.
6.1.2. Masking
Masking paper adalah kertas yang digunakan untuk menutup area yang tidak boleh di cat.
Gambar 6.2 Masking paper
Dalam metode pengecatan kita sering melakukan perlindungan terhadap permukaan kendaraan yang tidak akan dicat dengan warna yang sama. Langkah kita dalam melakukan perlindungan inilah yang dimaksud dengan masking. Tujuan dari masking ini adalah melindungi permukaan tertentu dari kendaraan agar tidak terkena semprotan cat, dan bahkan dari demu-debu yang dihasilkan dari pengecatan itu. Jika proses masking yang kita lakukan kurang sempurna maka hasil pengecatan kurang sempurna dan kita akan kehilangan banyak waktu untuk membersihkan permukaan tersebut. Oleh karena itu proses masking harus sempurna agar dihasilkan pengecatan yang sempurna.
a. Bahan dan Peralatan Masking
Bahan masking adalah semua bahan kebutuhan yang diperlukan dalam proses masking. Dalam memilih bahan hendaknya selalu mempertimbangkan asas kemudahan dan kehematan. Ada beberapa syarat bahan masking dapat diterima/digunakan antara lain :
1) Dapat mencegah solvent terkena permukaan.
2) Dapat mencegah terkupasnya cat setelah mengering.
3) Dapat mencegah pencemaran debu.
4) Tidak meninggalkan adhesive pada permukaan cat.
Bahan–bahan yang diperlukan dalam prosedur masking adalah :
1) Kertas Masking
Kertas masking (masking paper) berfungsi sebagai penutup bagian yang tidak akan dicat. Kertas masking layak digunakan jika bebas terhadap debu, tahan terhadap penetrasi solvent, dan mudah dalam penggunaannya. Kertas masking tersedia dalam berbagai ukuran tebal untuk pekerjaan dan aplikasi yang berbeda-beda, misalnya :
kertas yang tebal untuk mencegah penetrasi solvent atau kertas tahan panas dengan lapisan aluminium dan lain-lain. Untuk memudahkan dalam pengambilan
Masking paper biasanya tersedia dispenser masking paper. Alat ini gunanya untuk menggulung masking paper dengan berbagai ukuran tebal dan disertai pula gulungan masking tape yang langsung bisa menempel pada permukaan masking paper. Ada sebagian masking paper yang sudah dilengkapi dengan masking tape pada bagian bawahnya.
2) Vinyl Sheet
Vinnyl sheet adalah material vinyl yang sangat tipis yang biasanya tersedia dalam ukuran lebar yang lebih besar daripada masking paper. Oleh karena itu, sangatlah berguna untuk mencegah overspray cat dalam ukuran yang lebar di sekitar permukaan kerja. Karena terbuat dari vinyl maka kemungkinan tahan terhadap penetrasi solvent sangat tinggi. Dengan demikian vinyl sheet dapat dipakai berulang-ulang selama belum kaku/keras akibat cat yang mengering.
3) Spesial Masking Cover
Spesial masking cover berfungsi menutup keseluruhan kendaraan dan hanya memperlihatkan (membuka) bagian yang akan dicat saja. Cover ini dapat digunakan berulang-ulang. Ada pula masking cover yang hanya digunakan untuk menutup ban kendaraan.
4) Masking Tape
Masking tape adalah bahan perekat yang digunakan untuk menempelkan/memegang masking paper pada body kendaraan.
Masking tape pada pengecatan kendaraan hendaknya dipilih yang mempunyai ketahanan terhadap panas, mempunyai daya lekat yang tinggi tetapi tidak meninggalkan adhesive pada bodi kendaraan setelah dikupas. Ada sebagian masking tape di pasaran yang mempunyai daya lekat sangat rendah, sehingga solvent cat dapat merembes masuk dan menghasilkan pengecatan yang kurang sempurna.
Klasifikasi masking tape menurut tahan panas :
a) Untuk cat dengan pengeringan udara : digunakan pada cat lacquer. Apabila dipanaskan, adhesive akan melekat pada bodi kendaraan.
b) Untuk cat dengan pengeringan buatan : digunakan pada cat urethane. Tahan panas sampai 60º s.d. 80ºC (140º s.d. 176ºF). 
c) Untuk cat bakar (baked paint) : Tahan panas hingga 130º hingga 140º C (226º s.d. 284ºF)
Catatan :
Sekalipun ketahanan panas masking tape sesuai dengan temperatur pengeringan, tetapi apabila lapisan (coat) lemah terhadap solvent, maka lapisan (coat) akan rusak oleh solvent yang terkandung di dalam adhesive dari tape. Hal ini akan menimbulkan bekas (tanda) pada permukaan yang ditutup (masked). Untuk menghilangkan bekas tersebut perlu dilakukan pengomponan.
Catatan :
Pada bagian A (bahan anti lekat), adhesif dapat melekat tetapi jika ditarik tidak tertinggal pada permukaan tersebut. Bukan berarti tidak dapat dilekati sama sekali. Pada bagian C (primer) fungsinya untuk mempertahankan adhesive pada bagian B (backing) sehingga ketika dilepas/ditarik adhesivenya akan ikut tertarik dan tidak tertinggal pada permukaan kerja.
Klasifikasi masking tape menurut backing:
a) Terbuat dari kertas : untuk mencegah overspray pada bodi dan melekatkan masking paper pada tempatnya. Lazim digunakan pada area umum. Meskipun terbuat dari kertas tetapi tetap harus tahan terhadap penetrasi solvent.
b) Terbuat dari plastik : untuk aplikasi two-tone color dan border melingkar. (border adalah : area yang memisahkan bagian yang dicat dengan bagian yang tidak dicat).
5) Gap Tape
Gap Tape adalah tipe masking material yang dirancang untuk mencegah penetrasi cat ke dalam celah pada engine hood atau pintu. Terbuat dari urethane foam dengan adhesive. Gap tape memudahkan proses masking pada area yang bercelah (gap).
Bentuk yang bulat (silinderal), mencegah timbulnya spray step (semprotan bertangga) sehingga permukaan yang dicat mudah dipoles.
6) Masking untuk weatherstrip
Untuk menjamin separasi (perpisahan) dalam masking suatu jendela sangatlah sulit, karena weatherstrip atau moulding tetap menempel pada bodi kendaraan, cat akan melekat pada weatherstrip. Produk khusus dapat dimasukkan ke bawah weatherstrip untuk membuat celah di antara bodi dengan weatherstrip. Sebagai contoh dari produk ini adalah sebagai berikut :










6.1.3. Primer
Primer adalah lapisan cat yang digunakan sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi untuk memberikan ketahanan terhadap karat, meratakan adesi /daya lekat diantara metal dasar (sheet metal) dan lapisan (coat) berikutnya.
Tipe lapisan primer digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Wash Primer
Pengecatan primer yang digunakan langsung pada metal dan dan membentuk lapisan konversi kimia permukaan metal yang mempunyai untuk mencegah karat/adhesi dan cepat kering.
b. Laquer Primer
Merupakan pengecatan primer yang digunakan langsung pada metal yang mempunyai kemampuan cepat mengering dan mudah penggunaannya namun kemampuan untuk mencegah karat/adhesi tidak sekuat prmer.
c. Uretane Primer
Merupakan primer tipe dua komponen yang menggunakan polysocyanate sebagai Top coat . Uretane primer memberikan ketahanan karat dan karakteristik adhesi yang sangat baik.
d. Epoxy Primer
Merupakan primer tipe dua komponen yang menggunakan amine sebagai Top coat . Epoxy primer memberikan ketahanan karat dan karakteristik adhesi yang sangat baik.
6.1.4. Putty/dempul
Putty adalah lapisan dasar (under coat) yang digunakan untuk mengisi bagian yang penyok dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan benda kerja.Ada beberapa tipe dempul (putty) yang berbeda-beda tergantung pada kedalaman penyok yang harus diisi dan material yang akan akan digunakan, antara lain:
a. Polyaster Putty
Merupakan putty dua komponen yang menggunakan organic peroxide sebagai Top coat . Berbagai tipe putty, tergantung pada penggunaan. Pada umumnya, putty ini mengandung extender pigmen dan dapat digunakan untuk membentuk lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan tekstur yang kasar.
b. Epoxy Putty
Merupakan tipe putty dengan dua komponen yang menggunakan amine sebagai Top coat . Oleh karena sangat baik ketahanan karat dan adhesi terhadap berbagai material dasar, maka epoxi putty sering digunakan untuk memperbaiki resin parts. Dalam hal kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan, material ini lebih buruk dari pada polyester putty.
c. Lacquer Putty
Putty ini adalah satu komponen yang terutama terbuat dari nitrocellullose dan alkyd atau acrylic resin. Terutama digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (pin hole), atau penyok kecil yang masih tertinggal setelah penggunaan surfacer.

6.1.5. Surfacer
Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang disemprotkan diatas primer, putty atau lapisan dasar (under coat) lainnya. Surfacer mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Mengisi penyok kecil atau goresan kertas.
b. Mencegah penyerapan top coat
c. Meratakan adesi diatas under coat dan top coat

6.1.6. Top coat
Top coat adalah suatu bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat untuk melarutkan Top coat agar memperoleh viscositas yang baik . Top coat ditambahkan pada komponen utama dari cat dua komponen yaitu acrylic atau polyester resin.
6.1.7. Cat warna
Peranan dari pada cat warna adalah cat akhir yang memberi warna, kilap, halus bersamaan dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan kualitas tersebut.

6.1.8. Compound
Compound merupakan pengikis/abrasive, yaitu untuk mengikis permukaan. Compound mempunyai sifat yang sama dengan amplas tetapi dalam bentuk cair. Compound berfungsi untuk menghaluskan baret pada permukaan cat, plastik, sambungan cat dll.

6.1.9. Polishing
Polishing merupakan proses untuk permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat.

6.1.10. Clear/gloss
Clear/gloss digunakn sebagai cat pernis akhir pada pengecatan sistem dua lapis untuk memberikan daya kilap dan daya tahan gores terhadap cat warna dasar metalik.


No comments: