BAB VII
PENGENALAN ELECTRO
PLATING
- Gambaran Umum Plating
Proses pelapisan logam (palting)
merupakan proses pelapisan yang berfungsi untuk perlindungan dari
karat dan dekoratif serta berfungsi untuk memperbarui permukaan logam
yang rusak atau part mesin yang aus. Electro plating merupakan salah
satu cara pelapisan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan
(dekoratif) dan ketahanan korosi serta ketahanan aus dari komponen.
Pelapisan dilakukan dengan mencelupkan benda kerja ke dalam larutan
elektrolit yang telah dialiri arus listrik sehingga lapisan logam
yang terbentuk di permukaan benda kerja.
Kelebihan pelapisan ini adalah :
- Suhu operasi relatif rendah (60 – 70)°C
- Ketebalan lapisan mudah dikontrol
- Permukaan lapisan relatif halus
- Hemat dalam pemakaian pelapis
Adapun kelemahannya adalah
:
- Benda kerja kerja yang dilapisi terbatas pada benda konduktor
Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan proses electro
plating selektif dan electro-less.
- Klasifikasi electro Plating
Bila diklasifikasikan menurut
metodenya, plating dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu :
- Electro plating (menggunakan arus listrik)
- Electro-less (tanpa arus listrik, hanya menggunakan reaksi kimia)
Bahan-bahanyang digunakan dalam electro plating adalah :
- Besi dan baja
- Seng dan paduannya
- Tembaga dan paduannya
- Aluminium dan paduannya
Bila ditinjau dari materi pelapisnya, electro plating
diklasifikasikan sebagai berikut :
- Cadmium plating f. Silver plating
- Zinc plating g. Gold pating
- Copper plating h. Rhodium plating
- Tin plating i. Nickel plating
- Lead plating j. Chrome plating
- Prinsip Dasar Electro Plating
Proses electro plating secara umum
disebut sebagai proses elektrolisa.
Bila arus listrik dialirkan dalam larutan elektrolit, maka ion yang
bermuatan positif bergerak ke arah katoda dan ion negatif bergerak ke
arah anoda. Ion positif merupakan ion logam yyang akan melapisi,
sehingga logam tersebut mengendap di permukaan benda kerja yang
berfungsi sebagai katoda.sebelum dilapisi, permukaan benda kerja
harus bersih dari kotoran seperti lemak, oksida dan kotoran lainnya.
Dalam industri, proses plating dilakukan dengan tahap
persiapan, proses pelapisan dan tahap penyeleseian. Dalam persiapan,
semua kotoran atau kontaminan dibersihakan sehingga proses plating
dapat berlangsung dengan baik.
Untuk mendapatkan hasil pelapisan yang baik, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Kebersihan benda kerja
Benda kerja yang akan dip roses elektro plating harus
dibersihakan dari kotoran dan kontaminan sehingga proses pelapisan
dapat berlangsung dengan baik.
2. Kebersihan larutan
Larutan
tidak boleh mengandung pengotor baik ion logam maupun non logam. Jika
diperlukan larutan disirkulasikan dan menggunakan saringan/filter.
3. Kebersihan peralatan yang menggunakan listrik
Menjaga
aliran listrik dapat berlangsung dengan baik.
4. Menjaga
kestabilan komposisi larutan
Pemeriksaan
secara berkala untuk mencegah terjadinya kegagalan pelapisan karena
larutan. Pelaksanaan yang dilakukan adalah analisa komposisi.
Hull cell test
dilakukan untuk mengetahui, apakah konsentrasi brightener dalam
larutan masih cukup atau tidak.
5. Menjaga kestabilan temperatur
Temperatur yang terlalu tinggi akan mengganggu
pengendapan dan penurunan kilap lapisan.
BAB VIII
PRETREATMENT PLATING
- Pengertian
Pengertian khusus pretreatment
plating
adalah proses pendahuluan terhadap bahan sebelum dilakukan plating.
Tujuannya adalah untuk membersihkan dan membebaskan permukaan benda
kerja dari segala kotoran agar tidak menghambat proses plating.
- Flow Proses Pretreatment
Semua logam sebelum dilapisi
harus dipersiapkan permukaannya, sehingga kondisi part
tersebut bersih dari hal-hal yang dapat mengurangi ketahanan hasil
pelapisan
Flow proses pretreatment sebagai berikut :
.
Gambar Flow proses
pretreatment plating
Penjelasan masing-masing proses pretreatment plating
sebagai berikut :
8.2.1. Degreasing
Adalah proses pencucian part
dengan menggunakan
larutan Alkali. Tujuannya sebagai berikut :
- Membersihkan kotoran yang menempel pada part (senyawa organik atau anorganik).
- Mengontrol permukaan metal untuk mendapatkan susunan kristal yang baik
Bahan
yang dipakai sebagai pembersih harus bersifat membersihkan
(detergency),
fleksibel, tahan lama, mudah dibilas serta mempunyai pengontrol
terhadap busa.
- Rinsing
Sebagai pembilas agar permukaan part
bersih dari bahan
kimia yang menempel akibat dari proses sebelumnya, sehingga tidak
terjadi kontaminasi antar larutan kimia. Tujuannya
adalah :
- Membilas kelebihan pembersih yang menempel pada benda kerja
- Menetralkan permukaan logam
- Pickling (Acid Dipping)
Pada proses ini benda kerja dicelupkan dalam larutan
asam. Supaya oksida yang ada dipermukaan larut.
Contoh reaksi pelarutan oksida besi dengan HCl,
Fe2O
+ HCl -------- FeCl2
+ H2O
Kemudia benda kerja dicelupkan dalam asam sulfat, yang
berfungsi untuk melepaskan oksida dari permukaan benda.
- Electro Cleaner
Proses pembersihan dilakukan dengan bantuan gas yang
terbentuk dielectroda. Benda kerja diletakkan pada electroda yang
menghasiklan gas.
Pada anoda, reaksi yang terjadi adalah :
4 OH-
--------- 2H2
(g) + 4e-
Pada katoda, reaksi yang terjadi adalah :
2H2O
+ 2e ----------- H2
(g) + 2OH-
Dengan
arus listrik yang sama, akan dihasilkan gas H2
yang lebih banyak. Tetapi pada katoda, ada kemungkinan ikut
mengendapnya ion logam pada benda kerja.
- Rangkaian pada electro cleaner
Gambar
Rangakaian electro cleaner
- Spraying
Pada tahap akhir dari preteratment
plating adalah benda kerja di semprot untuk mengeringkan hasil
proses. Kemudian benda
kerja siap untuk proses selanjutnya yaitu berupa pelapisan logam atau
electro plating. Jika dibiarkan lama maka benda kerja akan berkarat.
BAB IX
PROSES ELECTRO PLATING
- Zinc Plating
Proses zinc plating adalah proses
pengendapan seng pada
benda kerja secara elektrolisa sehingga benda kerja memiliki
ketahanan korosi yang lebih baik. Objek yang dilapisi bertindak
sebagai katoda sedangkan larutan garam logam yang akan diendapkan
bertindak sebagai elektrolit.
Seng bersifat anoda
terhadap besi dan baja, sehingga menjadi lapisan protektif dengan
ketebalan antara 7 - 15 µm (0.3 – 0.5 mil) setara dengan ketebalan
lapisan nikel atau lapisan katodik yang lain. Jika dibandingkan
dengan logam lain, pelapisan seng relatif murah dan dapat diterapkan
di dalam barrel,
tangki/tank dll. Pelapisan seng dilakukan dengan menggunakan listrik
dan hasilnya terlihat abu-abu. Untuk menghasilkan lapisan seng yang
terang sebagai lapisan dekoratif, maka sesudah proses pelapisan
diberikan lapisan konversi (kromatisasi) atau pernis bening. Lapisan
seng tidak mempunyai ketahanan terhadap korosi sebaik nikel, akan
tetapi cukup memberikan perlindungan dari karat.
Dalam larutan elektrolit terjadi
transportasi/perpindahan ion Zn dari anoda ke katoda.
Pada kutub positif/anoda terjaddi proses oksidasi yaitu proses
pelarutan ion logam dengan reaksi kimia sebagai berikut :
Zn ---------- Zn2+
+ 2e
Sedang pada kutub negatif/katoda terjadi proses reduksi
yaitu proses pengendapan logam seng dengan reaksi sebagai berikut :
Zn2+
+ 2e ---------- Zn
Logam seng (Zn) lebih mudah
teroksidasi dibanding dengan logam besi (Fe), artinya perubahan dari
aton Zn yang netral menjadi ion positif Zn. Ion Zn bereaksi dengan
oksigen dari udara sehingga membentuk ZnO atau lebih dikenal dengan
karat putih tipis (white
corrosion).
Lapisan karat putih tipis dan rata yang terbentuk akan menghalangi Zn
dibawahnya untuk membentuk ZnO yang lebih banyak dan juga akan
melindungi besi.
Dengan adanya pelapisan Zn pada besi akan menghambat
terbentuknya karat pada besi. Lapisan pelindung ini tidak cukup kuat
di lingkungan dengan kelembaban yang tinggi.
- Jenis larutan seng
- Larutan sianida
- Larutan alkalin non sianida
- Larutan asam klorida
9.1.1.1. Larutan
sianida
Larutan seng sianida dibagi menjadi 4 klasifikasi yang
berbasis pada sianida, yaitu :
- Larutan sianida reguler
- Larutan power atau larutan sianida sedang
- Larutan sianida rendah (low-cyanide)
- Larutan seng microcyanide
Larutan sianida dapat dioperasikan pada temperatur 12º
- 15º C. Pemakaian umum adalah antara 23º - 32º C. Pengaruh
meningkatnya temperatur larutan :
- Meningkatkan efisiensi katoda
- Meningkatkan konduktifitas larutan
- Meningkatkan kara pada anoda
- Menghasilkan lapisan yang buram
- Mengurangi daya input (covering power)
- Mengurangi throwing power
- Meningkatkan penguraian sianida
Jika menurunkan temperatur larutan akan mempunyai efek
kebalikannya.
Standar larutan sianida
- Perlu pembersihan permukaan
- Larutan tidak bersifat merusak peralatan
Kerugian larutan sianida
- Berpotensi beracun
- Konduktifitas larutan yang relatif lebih rendah
- Efisiensi proses pelapisan tergantung pada beberapa faktor seperti temperatur larutan dan kerapatan arus.
9.1.1.2. Larutan
power
Larutan sianida standar menghasilkan
throwing
& covering
power
yang baik. Kemampuan larutan melapisi bahan pada kerapatan arus yang
sangan rendah lebih baik dari larutan seng lainnya. Kemampuan
ini tergantung dari komposisi larutan, temperatur, logam dasar (jenis
bahan) dan penggunaan additif.
Karakteristik dari larutan power
dan larutan sianida reguler adalah sama. Kelemahannya adalah
toleransi terhadap pengotor yang sangat rendah dan preparasi
permukaan yang hasrus baik.
9.1.1.3. Larutan
low cyanide
Karakteristik larutan ini berbeda
dengan larutan power
dan sianida standar. Larutan ini sensitif terhadap temperatur
dibanding kan larutan reguler atau power.
Larutan ini memiliki throwing
& covering power
yang lebih rendah dibanding dengan reguler atau power.
Pengotor dari logam tidak
larut pada larutan dengan konsentrasi sianida yang rendah.
9.1.1.4. Larutan
microcyanide
Merupakan larutan alkalin noncyanide.
Pelapisan dengan larutan ini cukup sulit sehingga ditambahkan sianida
min 1.0 g/L (0.13 oz/gal), sebagai additif
yang dapat meningkatkan kecerahan hasil pelapisan.
9.1.2. Larutan
alkalin non sianida
Larutan ini relatif lebih murah
proses dan pemeliharaannya. Larutan ini menggunakan logam seng 7.5 –
12 g/L (1.0 – 1.6 oz/gal) dan digunakan pada 3 A/dm2 (30 A/ft2)
yang dapat menghasilkan lapisan seng yang cerah/terang dengan
efisiensi ± 80%. Jika konsentrasi logam turun hingga 2 g/L (0.26
oz/gal), maka efisiensi
turun sampai dibawah 60% pada arus ini. Meningkatnya konsentrasi
logam seng sampai diatas 17 g/L (2.3 oz/gal) akan menghasilkan
lapisan berwarna abu-abu dop
dan tidak rata,
rapat arus menurun sehingga perlu penambahan additif
untuk menyeleseikan masalah ini.
Dengan meningkatkan konsentrasi hidroksida sodium akan
meningkatkan efisiensi. Jika konsentrasi yang terlalu tinggi akan
menyebabkan penumpukan lapisan pad darah sudut atau sisi. Larutan ini
merupakan larutan yang relatif praktis.
Gambar 9.2 Pengaruh
konsentrasi logam seng & sodium hidroksida terhadap efisiensi
9.1.3. Larutan
asam
Larutan seng asam berbasis pada seng klorida yang saat
ini 40 – 50% dipergunakan di seluruh dunia. Keuntungan larutan ini
adalah :
- Larutan seng yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan lapisan dengan tingkat kecerahan cukup baik.
- Dapat diterapkan pada jenis bahan besi cor, besi malleable dan komponen yang di-carbonitrided.
- Mempunyai konduktifitas yang lebih tinggi dibandingkan larutan alkalin sehingga lebih efisien.
- Efisiensi larutan mencapai 95 – 98% secara normal dibanding larutan sianida dan alkalin terutama pada arus yang lebih tinggi.
- Poenggetsan hidrogen lebih rendah dibandingkan dengan larutan seng yang lain karena efisiensi arusnya relatif tinggi.
Gambar 9.3 Perbandingan
efisiensi arus dari larutan plating seng
9.1.4. Parameter
Pengadukan (agitasi),
direkomendasikan dalam pemakaian larutan asam klorida untuk mencapai
kerapatan arue operasi yang praktis. Sirkulasi larutan
direkomendasikan dalam proses pelapisan sistem barrel.
Pada sistem rak, sirkulasi larutan biasanya terpenuhi dengan adanya
filter.
Pengadukan dapat dilakukan dengan tiupan udara.
- Nickel Plating
Proses nickel
plating adalah proses
pengendapan nickel
pada benda kerja secara elektrolisa sehingga benda kerja memiliki
ketahanan terhadap korosi
dan penampilan yang lebih baik.
Objek yang akan dilapisi bertindak sebagai katoda, sedang larutan
garam logam yang akan diendapkan bertindak sebagai elektrolit.
Pelapisan nikel bertujuan untuk
dekoratif, untuk meningkatkan kekerasan permukaan komponen (hard
nickel).
Sumber logam dari pelapisan nikel berasal dari garam nikel. Bila
konsentrasi
garam nikel tinggi maka rapat arus semakin tinggi dan kecepatan
pelapisan meningkat. Jika konsentrasi garam nikel rendah, maka
permukaan lapisan akan terbakar jika rapat arus yang digunakan tinggi
dan efisiensi katoda menjadi rendah. Penambahan nikel klorida
bertujuan untuk mempercepat pengkorosian pada anoda dan meningkatkan
konduktivitas larutan sehingga struktur kristal lapisan lebih halus
dan kekerasan lapisan meningkat. Penambahan asam borat bertujuan
untuk penyangga (buffer) sehingga mudah dalam pengontrolan pH
larutan.
- Mekanisme pelapisan nickel plating
Elektron yang lepas dari atom-atom
nickel
meninggalkan anoda yang kemudian masuk dalam larutan sebagai
atom-atom nickel
yang melapisi pada katoda logam.
M (anoda) -------- M2+
+ 2e (reaksi oksidasi)
Elektron bergerak dari anoda ke katoda bereaksi dengan
ion-ion M menjadi atom-atom metal yang mepalisi pada katoda logam.
M2+
+ 2e --------- M (reaksi reduksi)
Dalam hal ini di anoda logam di
oksidasi dan di katoda nickel
direduksi. Atom-atom nickel
akan di oksidasi menjadi M2+ di anoda dan M2+ direduksi menjadi atom
logam, dan atom logam ini yang akan menempel pada katoda sehingga
benda kerja tersebut terlapisi.
Nickel
merupakan logam yang berkilau dan mempunyai kekuatan mekanis yang
tinggi, sifat kekerasan dan pada temperatur ruang mempunyai sifat
ferromagnetik. Nickel
mempunyai sifat tidak mudah teroksidasi, tetapi akan mengalami korosi
apabila dibiarkan di udara terbuka secara terus-menerus.
Lapisan nickel
digunakan untuk suku cadang kendaraan bermotor, perlengkapan
sanitari, peralatan listrik dll. Lapisan nickel
membentuk lapisan yang tidak berpori pad besi dan baja dan merupakan
logam ideal sebagai perlindungan terhadap korosi. Sifat dari endapan
lapisan tergantung pada komposisi larutan plating dan kondisi
pelapisan. Nickel
juga dapat digunakan sebagai under
coat untuk
pelapisan chromium.
- Masalah yang timbul dalam pelapisan nikel
- Efisiensi katoda menjadi rendah jika :
- Konsentrasi garam nikel terlalu rendah
- Rapat arus terlalu rendah
- Rapat arus terlalu tinggi jika dibandingkan dengan temperatur larutan, konsentrasi logam nikel dan derajat agitasi (pengadukan)
- Temperatur larutan terlalu rendah
- Jumlah hidrogen peroksida atau bahan anti pitting terlalu tinggi
- pH larutan terlalu rendah
- Adanya pitting jika :
- Kurang bahan tambah anti pitting
- Jumlah asam borat terlalu rendah
- Sumber logam pelapis terlalu sedikit
- Keasaman terlalu tinggi
- Pengadukan tidak sesuai
- Adanya kotoran dalam elektrolit
- Kecepatan pelapisan rendah jika :
- Sumber logam pelapis sedikit
- Temperatur larutan terlalu rendah
- Konsentrasi hidrogen peroksida terlalu tinggi
- Rapat arus terlalu rendah
- Lapisan tidak sempurna/tidak menempel
- Larutan bersifat alkalin (biasanya terlihat dari tampilan larutan yang keruh dan hasil pelapisan yang suram)
- Larutan terlalu asam (pada katoda timbul gelembung gas/evolusi hidrogen yang berlebihan sehingga lapisan keras dan mengkilap)
- Adanya lemak pada permukaan benda kerja
- Nickel-Chrome Plating
Proses ini adalah proses
passivating/khromatisasi. Yaitu
proses pelapisan dimana hasil pelapisan nickel
dilapisi lagi dengan lapisan krom. Hasil pelapisan yang bersifat
aktif (mudah teroksidasi) dilindungi lagi dengan lapisan tipis chrome
sehingga menjadi pasif. Untuk itu benda kerja dicelup dalam larutan
yang mengandung sodium bichromat (Na2Cr2O7).
Lapisan yang dihasilkan dapat memiliki intensitas warna
yang berbeda (muda atau tua), tergantung dari :
- Konsentrasi larutan pewarna
- Lama pencelupan
- Agitasi
- Lamanya pencucian setelah khromatisasi
- Copper Plating
Tembaga atau Cuprum
(Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena mempunyai
sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga digunakan untuk
pelapisan dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang dilapis
dengan baik. Pelapisan dasar tembaga dipelukan untuk pelapisan lanjut
dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir
khrom. Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah
sebagai suatu lapisan dasar pada pelapisan baja sebelum dilapisi
tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti pelapisan nikel dan
khrom. Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan
pelekatan yang bagus dan melindungi baja dari serangan keasaman
larutan tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating tembaga untuk
aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya
tembus yang tinggi.
9.4.1. Sifat-sifat
Fisika Tembaga
- Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
- Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik
- Titik leleh : 1.083˚ C, titik didih : 2.301˚ C
- Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
- Sifat-sifat Kimia Tembaga
- Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk oksida tembaga (CuO)
- Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut reaksi : 2Cu + O2 + CO2 + H2O → (CuOH)2 CO3
- Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4encer
- Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 → CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2 3Cu + 8HNO3 encer → 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO - Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara elektrokimia, digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.
9.4.3. Manfaat lapisan Cu :
- Sebagai lapisan antara
- Sebagai stop-offs dalam proses perlakuan panas
- Sebagai cetakan dalam proses electroforming
- Sebagai pelindung terhadap pengaruh electromagnetic
- Sebagai lapisan penghantar listrik (sirkuit elektronik)
- Sebagai lapisan tahan korosi
- Sebagai pencegah thermal shock
- Sebagai lapisan dekoratif
9.4.4. Jenis elektrolit pelapisan tembaga :
- Larutan sianida
- Larutan non sianida
- Larutan alkalin pyrophosphat
- Larutan asam sulfat
- Larutan fluoborat
9.4.4.1. Larutan
sianida
Umumnya digunakan untuk menghasilkan lapisan Cu-strike
(ketebalan 1.0 s/d 3.0µm). Rendahnya konsentrasi sianida dapat
menyebabkan hasil lapisan menjadi kasar dan tipis tetapi peningkatan
konsentrasi sianida akan berpengaruh terhadap laju korosi dan
menurunkan efisiensi katoda Untuk benda kerja baja, penambahan NaOH
atau KOH akan meningkatkan konduktivitas larutan dan mencegah korosi
pada pada wadah (baja) anoda, konstruksi dan bak larutan. Jenis
larutan sianida umumnya dioperasikan pada temperatur kamar, tetapi
umumnya antara 32º dan 49º C. Hal ini untuk meningkatkan laju
pelapisan dan meningkatkan pelarutan anoda.
Untuk proses Cu-plating material paduan seng die
casting, elektrolitnya paling baik dioperasikan pada temperatur 60º
- 71º C dan pH antara 11.6 – 12.3. Peningkatan pengadukan larutan
akan meningkatkan efisiensi anoda tetapi akan meningkatkan
pembentukan karbonat (karena oksidasi sianida dan juga penyerapan CO2
bereksi dengan larutan alkali dalam larutan). Karbonat dapat diambil
dengan cara pendinginan larutan. Tingginya konsentrasi karbonat akan
menurunkan efisiensi anoda serta menghasilkan lapisan yang kasar dan
berpori.
Kontaminasi dari besi, tidak dapat
diambil dari larutan dan menyebabkan penurunan efisiensi arus. Untuk
mencegahnya perlu ditambahkan wetting
agents.
Perlu pengontrolan larutan dan penyaringan larutan secara periodik
dengan pemberian karbon aktif.
Gambar 9.4 Kurva hubungan antara waktu proses electro plating Cu
dengan efisiensi
Gambar 9.5 Kurva hubungan antara efisiensi dengan ketebalan lapisan
Cu
9.4.4.2. Larutan
non sianida
Larutan ini dioperasikan dengan
konsentrasi logam Cu yang relatif lebih
rendah yaitu antara 7.5 – 13.5 g/L. Kelebihan larutan non sianida
adalah tidak menghasilkan gas sianida (beracun), pengolahan limbah
lebih murah dan hasil lapisan lebih stabil (karena tidak ada
dekomposisi sianida yang menghasilkan karbonat). Kurangnya pengadukan
larutan dapat menghasilkan lapisan yang buram dan terbakar pada arus
antara 1.5 – 2.0 A/dm2.
pH larutan ini adalah antara 9 – 10, sehingga dapat digunakan untuk
Cu plating strike maupun akhir. Pada operasi dengan pH dibawah 9,
akan menghasilkan lapisan yang lebih mengkilap tapi daya rekatnya
relatif lebih rendah. Dan pada pH diatas 10 dapat menyebabkan lapisan
buram.
Kontaminan pada larutan non sianida lebih rendah.
Perlakuan terhadap kotoran dilakukan dengan menggunakan hidrogen
peroksida dan karbon aktif.
9.4.4.3. Larutan
alkalin pyrphosphate
Jenis larutan ini digunakan untuk
aplikasi lapisan dekoratif termasuk pelapisan pada plastik papan
sirkuit elektronik dan lapisan stop-off.
Karakteristik larutan ini berada diantara larutan sianida dan asam
(lebih mendekati pada larutan sianida jenis efisiensi tinggi).
Lapisan yang dihasilkan semi mengkilat. Rapat arus dipertahankan
antara 2 – 4 A/dm2.
9.4.4.4. Larutan
asam sulfat
Larutan ini mudah dioperasikan dan
dikontrol. Menghasilkan lapisan yang halus, mengkilat rata dan lebih
ulet. Jika pengadukan larutan (agitasi) benda kerja rendah, maka
rapat arus tidak boleh lebih dari 4.5 A/dm2.
Pengontrolan dan penyaringan larutan dari kontaminan dilakukan dengan
menggunakan karbon aktif.
9.4.5. Faktor
yang mempengaruhi kualitas lapisan Cu :
- Pengotor
Menyebabkan kasarnya lapisan Cu yang dihasilkan,
disebabkan oleh :
- Benda kerja selesei proses cleaner sehingga membentuk silikat pada larutan
- Anoda yang terkorosi
- Pengotor sulfida dari benda kerja yang larut
- Material organik yang terbawa dan tidak larut dalam air
- Karbonat yang terbawa dan tidak larut dalam air
- Oli
- Partikel halus ataupun debu
- Kemurnian air yang digunakan
Besi yang larut dalam air dapat menyebabkan lapisan
menjadi kasar (besi tidak dapat mengendap). Klorida diatas 0.44 g/L
(0.05 oz/gal) dapat menyebabkan pembentukan lapisan yang tidak rata
(globular). Calcium, magnesium dan besi yang mengendap pada larutan
dan material organik dapat menyebabkan pitting pada lapisan.
Gambar 9.6 Grafik ketebalan dan berat lapisan tembaga terhadap luas
yang dilapisi
9.4.6 Komposisi
larutan electro plating tembaga
Padatan CuSO4 sebanya 110 gr dilarutkan dalam 500 ml
aqua, kemudian ditambahkan 25 ml H2SO4 (96 %) sedikit demi sedikit
lalu ditambah Cu-60 sebanyak 25 ml dan brightener (yubeck) sebanyak 1
ml.
No comments:
Post a Comment